
Ilustrasi Perkantoran Jakarta (Foto: Istimewa)
Jakarta – Pelaku usaha properti menilai pemindahan Ibu Kota Negara (IKN) ke Kalimantan Timur tak akan mempengaruhi potensi pasar properti Jakarta. Fungsi Jakarta saat ini tidak hanya sebagai pusat pemerintahan, tapi juga sebagai pusat jasa, komersial dan industri menjadikan Jakarta tetap menjadi magnet investor.
“Satu fungsi kota yang akan dipindahkan ke Penajam Paser Utara yang dilakukan secara bertahap selama 25 tahun. Saya yakin itu tidak akan mengganggu potensi Jakarta menjadi pasar properti terbesar di Indonesia. Kita tidak perlu pesimis dengan pasar perumahan atau properti di Jakarta,” terang Wakil Ketua Umum Koordinator Bidang Tata Ruang dan Pengembangan Kawasan Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perusahaan Realestat Indonesia (DPP REI), Hari Ganie dalam Webinar “Kuat Bersama Sektor Properti sebagai Lokomotif Pemulihan Ekonomi” secara daring, Jumat 4 Februari 2022.
Hari menjelaskan, Jakarta sebagai sebuah kota memiliki kekuatan yang jauh lebih besar daripada kota-kota lainnya di Indonesia. Jika berbicara greater Jakarta atau Jabodetabek maka 70 persen sektor properti ada di kawasan tersebut.
Dengan fungsi kota yang begitu banyak, pemindahan satu fungsi yakni sebagai ibu kota negara tak akan menggangu potensi pasar properti Jakarta. Untuk itu, optimisme terhadap besarnya pasar properti Jakarta tetap terjaga di kalangan pelaku usaha properti.
“Kami melihat Jakarta dengan berbagai banyak fungsi, seperti sekarang ini ada pemerintah pusat dan derah. Ada fungsi jasa, kantor-kantor swasta nasional, swasta internasional, dan kedubes semua ada di Jakarta. Komersial dan industri serta pendidikan juga ada di Jakarta,” jelas Hari.
Adapun dalam dua pertemuan dengan Presiden Jokowi, pemerintah mengajak REI untuk berpartisipasi dalam pembangunan IKN. Pengembang anggota REI telah terbukti mampu membangun sejumlah kawasan yang baik, seperti di seputaran Jabodetabek.
“Beliau meminta kami para pengembang di bawah REI untuk berpartisipasi di dalam pembangunan IKN. Karena kenapa? Pengembang-pengembang kami sudah banyak pengalaman membangun IKN. Di sekitar Jabodetabek saja kami sudah membangun kota-kota baru, seperti BSD, Alam Sutera, Summarecon, Lippo Karawaci, Jababeka, Lippo CIkarang, Sentul City dan lain-lain,” ujar Hari.
Pusat Bisnis
Pada kesempatan yang sama CEO Indonesia Property Watch (IPW) Ali Tranghanda mengatakan, Jakarta akan tetap sebagai kota bisnis pasca pemindahan IKN. Sebab, pemindahan yang terjadi hanya dalam hal pusat pemerintahan.
“Jakarta sebagai kota bisnis akan tetap berjalan. Jadi, selama pusat bisnis ada di Jakarta maka Jakarta masih tetap menjadi pusat bisnis. Pusat pemerintahannya di IKN,” tegas Ali.

Webinar Kuat Bersama Sektor Properti sebagai Lokomotif Pemulihan Ekonomi (Foto: Istimewa)
Lebih jauh Ali mengatakan, pemindahan IKN ke Kalimantan Timur “memaksa” ratusan ribu Aparatur Sipil Negara (ASN) untuk pindah ke sana. Keberadaan ASN tersebut akan menciptakan aktivitas ekonomi yang bisa menghidupkan kota.
“Kalau hitung-hitungan sederhana, misalkan 180 ribu ASN akan dipindahkan ke IKN dengan lima anggota keluarga maka ada 900 ribu. Itu akan menciptakan satu aktivitas perdagangan. Butuh rumah sakit, mal, pasar, sekolah. Itu akan membuat satu kota hidup,” ucap Ali.
Namun Ali mengingatkan bahwa belum ada pemindahan ibu kota yang berhasil di dunia dalam waktu singkat. Ia menyebutkan butuh waktu berabad-abad sehingga pemindahan IKN bisa berhasil.
“Sampai saat ini, pemindahan ibu kota belum ada yang sukses di dunia. Kalau ada yang sukses itu membutuhkan waktu berabad-abad, misalnya Saint Petersburg ke Moscow (Rusia) dan Winchester ke London (Inggris). Ini juga sangat tergantung untuk sustainibilitas kinerja pemerintah untuk merealisasikan IKN,” tutup Ali. (SAN)