Jepang Diminta Tingkatkan Partisipasi Pendanaan Infrastruktur Hijau

Jepang diajak meningkatkan kontribusi pendanaan infrastruktur di kawasan ASEAN, utamanya bidang konektivitas dan infrastruktur hijau.
0
861

Jakarta – Pemerintah Jepang diajak meningkatkan kontribusi pendanaan pembangunan infrastruktur di kawasan ASEAN. Utamanya pendanaan infrastruktur konektivitas dan infrastruktur hijau.

ASEAN membutuhkan investasi infrastruktur senilai USD184 miliar per tahun. Pemerintah Jepang diharapkan dapat meningkatkan kontribusinya pada ASEAN Infrastructure Fund dan ASEAN Catalytic Green Finance Facility untuk mendukung konektivitas dan infrastruktur hijau,” kata Presiden RI Joko Widodo saat membuka Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-26 ASEAN-Jepang, di Jakarta Convention Centre (JCC), Rabu, 6 September 2023.

Presiden mengatakan, ASEAN dan Jepang telah sepakat untuk membentuk kemitraan komprehensif strategis dan mewujudkannya dalam kerja sama konkret yang saling menguntungkan.

“Sebagai salah satu mitra paling aktif ASEAN dan pendukung utama ASEAN Outlook on the Indo-Pacific, Jepang dapat menjadi kontributor utama dalam mewujudkan kerja sama konkret yang bermanfaat langsung bagi rakyat,” imbuhnya.

Presiden juga menekankan pentingnya ASEAN dan Jepang untuk bersama-sama menjaga stabilitas keamanan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat di kawasan.

“Secara geografis, Jepang dan ASEAN adalah bagian dari Asia. Di sini rumah kita, di sini tempat kita tumbuh dan bernaung. Kita memiliki tanggung jawab besar untuk menjaga kawasan agar damai, stabil, dan sejahtera,” tandasnya.

Ketahanan Ekonomi ASEAN

Sebelumnya, Presiden Bank Dunia Ajay Banga dan Direktur Pelaksana Dana Moneter Internasional (IMF) Kristalina Georgieva memuji ketahanan ekonomi ASEAN. Pasalnya, kondisi tersebut tercapai saat melambatnya ekonomi global akibat pandemi dan perang.

“IMF antara lain menyampaikan bahwa ekonomi global melambat karena pandemi dan juga karena perang. Pertumbuhan ekonomi global tumbuh hanya 3 persen, terendah dalam satu dekade ketimbang sebelum pandemi. Namun, pertumbuhan ASEAN tetap tinggi dengan proyeksi 4,9 persen,” kata Menteri Luar Negeri Retno Marsudi.

Saat bertemu Presiden Jokowi di Istana Merdeka, Senin, 4 September 2023, Direktur Pelaksana IMF juga menyampaikan bahwa ASEAN merupakan titik terang ketika situasi dunia sedang tidak menentu. ASEAN berkontribusi 10 persen dari pertumbuhan ekonomi global.

“ASEAN dapat menjadi contoh kerja sama global. Beberapa saran antara lain investasi di bidang kesehatan, pendidikan, dan infrastruktur digital,” imbuh Menlu Retno.

Bank Dunia menyampaikan prediksi ekonomi global dan menyebutkan mengenai tantangan perubahan iklim. Sebagaimana IMF, Bank Dunia juga memberikan saran yang hampir serupa yakni agar ASEAN investasi di reformasi struktural, sumber daya manusia, ekonomi berkelanjutan, dan juga digitalisasi. (BRN)