2022, TOD Diprediksi Masih Jadi Tren

Ada peningkatan permintaan untuk TOD daripada non-TOD, sehingga timbul peluang untuk membeli tanah atau terlibat dalam joint ventures (JV).
0
324
Ilustrasi TOD

Jakarta – Bagi mereka yang memiliki lebih banyak tabungan dan pekerjaan dengan pendapatan yang lebih tinggi, akan memilih untuk membeli apartemen menengah ke atas atau mewah yang nyaman dan berlokasi di pusat kota ataupun yang berada di pinggiran.

Tetapi akan ada juga orang yang lebih memilih perumahan yang terjangkau di daerah yang cukup jauh. Mereka akan memilih hunian berkonsep TOD dengan infrastruktur yang lebih baru dan lebih baik. Contohnya, akses transportasi umum di sekitar jalan tol baru, LRT, MRT ataupun kereta komuter.

“Colliers melihat adanya peningkatan permintaan untuk Transit Oriented Developments (TOD) yang lebih cepat daripada non-TOD, sehingga peluang untuk membeli tanah atau terlibat dalam joint ventures (JV) dengan pemilik tanah di area TOD strategis akan tetap menarik,” ucap Steve Atherton, Head of Capital Markets & Investment Services, Colliers Indonesia dari rilis yang diterima industriproperti.com, Jumat, 7 Januari 2022.

Lembaga riset properti, Colliers International Indonesia menyebutkan kalau pada 2021 meski penuh dengan ketidakpastian tetap memberikan tanda-tanda positif. Adapun pada 2022, harapannya akan lebih baik lagi.

Arterthon menyebutkan, perpanjangan insentif Pajak Pertambahan Nilai Ditanggung Pemerintah (PPN DTP) untuk properti hingga Juni 2022 dipercaya dapat meningkatkan penjualan properti. Tidak heran, investor juga mulai bergerak baik asing maupun lokal.

“Saat ini, baik investor lokal maupun asing, terlihat lebih condong ke arah investasi properti pada sektor perumahan dan logistik,” ungkap Atherton.

Insentif PPN

Menurut Atherton, beberapa orang akan memilih untuk membeli dan tinggal di apartemen yang lebih murah dan lebih nyaman. Perumahan terjangkau dengan harga mulai dari Rp300 juta hingga Rp1 miliar, memiliki permintaan terbesar dan terbanyak.

Namun persetujuan pinjaman bank untuk pembeli bekisar di harga yang lebih rendah kembali menjadi pertimbangan. Biasanya, persetujuan pinjaman dan penutupan transaksi lebih pasti ada pada kisaran harga Rp1 miliar sampai dengan Rp2 miliar.

Perpanjangan Insentif PPN oleh pemerintah terbukti menjadi dorongan positif nyata bagi investasi properti, terutama pada sektor perumahan. Dengan demikian hingga bulan Juni 2022, kebijakan tersebut dapat terus berlanjut di tahun 2022 agar sesuai dengan perpanjangan program zero down payment oleh Bank Indonesia (BI).

Sementara sektor logistik memiliki banyak permintaan, volumenya relatif kecil ketimbang pasar ‘gateway’ Asia lainnya, sehingga Indonesia masih memiliki ruang untuk tumbuh.Untuk sektor perkantoran masih akan terus dipantau bagaimana perkembangan pasar selama masa new normal.

“Kami masih belum melihat adanya tingkat harga untuk gedung perkantoran yang masih beroperasi dapat memotivasi pembeli,” pungkas Atherton.

Terakhir, bagi pasar perhotelan, Colliers melihat sektor ini akan bangkit relatif cepat dalam hal tingkat okupansi kemudian dengan tarif kamar. Beberapa pemilik hotel telah menghabiskan cadangan kas selama periode dua tahun terakhir. Alhasil, masih banyak peluang bagi investor untuk membeli hotel atau saham hotel atau portofolio. Akibatnya, mampu mendatangkan modal untuk capex, renovasi kamar dan ekspansi. (SAN)