Ini Sebab Pasar Properti Jakarta Tetap Prospektif

Untuk tahap awal, fokus pemindahan pada sektor pemerintahan terlebih dulu sehingga dampak terhadap bisnis properti di Jabodetabek tidak akan terjadi seketika.
0
435
Ilustrasi Pasar Porperti Jakarta

Jakarta – Pemindahan ibu kota negara (IKN) ke Kalimantan Timur ditengarai tak akan berpengaruh terhadap penurunan pasar properti Jakarta. Apalagi pemindahan ibukota akan terjadi secara bertahap. Untuk tahap awal, fokus pemindahan pada sektor pemerintahan terlebih dulu sehingga dampak terhadap bisnis properti di Jabodetabek tidak akan terjadi seketika.

Bisnis properti di wilayah Jabodetabek tetap akan memiliki potensi yang besar karena fungsinya sebagai pusat bisnis dan komersial,” kata Country Manager Rumah.com, Marine Novita dalam keterangan resmi yang diterima industriproperti.com baru-baru ini.

Marine menjelaskan, sebagai pusat bisnis dan komersial, wilayah Jabodetabek sebagai lokasi tujuan investasi dan industri. Pasalnya, Jakarta lengkap dengan berbagai sarana dan prasarana infrastruktur yang sudah matang. Alhasil, kebutuhan properti residensial di Jabodetabek masih sangat tinggi

Masih tingginya kebutuhan properti residensial di wilayah Jabodetabek ini sebagaimana terlihat dari data Rumah.com Indonesia Property Market Index Q4-2021 dimana kenaikan harga tertinggi masih terjadi di tiga provinsi yang masuk area Jabodetabek, yakni Banten (3,07 persen), Jawa Barat (2,30 persen), dan DKI Jakarta (1,81 persen).

Di Provinsi Banten, Kota Tangerang mencatat pertumbuhan harga tahunan paling signifikan, yakni sebesar 17,04 persen, kemudian kenaikan suplai tahunan sebesar 39,93 persen. Sementara di saat kota lain mengalami penurunan tren pencarian, Bogor justru mengalamai kenaikan pertumbuhan di atas 20 persen secara kuartalan.

Penyusutan Harga Properti

Sedangkan di Provinsi DKI Jakarta, Jakarta Barat mencatat penurunan terbesar. Jakarta Barat menjadi satu-satunya wilayah di DKI Jakarta yang mengalami penyusutan harga properti.  Penurunan harga kelihatannya lebih karena pengaruh dari peningkatan suplai properti yang begitu besar. Kenaikan suplai mencapai 11,81 persen daripada kuartal sebelumnya.

Kota Tangerang, Kota Bogor, dan Jakarta Barat menjadi wilayah yang terlihat prospektif pada kuartal tersebut. Kota Tangerang mencatat pertumbuhan harga tertinggi, yakni terjadi kenaikan sebesar 17,04 persen per tahun dengan pencarian harga properti masih berada pada kisaran Rp300-750 juta. Sementara itu, Kota Bogor menjadi lokasi yang semakin menarik, terutama bagi kalangan atas. Sedangkan Jakarta Barat juga punya peluang karena tengah mengalami penurunan harga.

Industri properti di Jabodetabek masih akan tetap prospektif meskipun IKN akan pindah ke Kalimantan Timur. Properti residensial di Jabodetabek tetap menjadi kawasan hunian idaman di tahun 2022 ini.

“Secara umum situasinya adalah ‘buyer’s market’, karena dukungan berbagai stimulus dari pemerintah. Konsumen yang telah siap secara finansial mendapat dorongan untuk mengambil keputusan pembelian secepatnya,” pungkas Marine. (SAN)