Libur Imlek dan Isra Miraj, Okupansi Hotel Capai 80 Persen

Selama periode long weekend Imlek dan Isra Mi'raj Nabi Muhammad SAW pada 7-11 Februari 2024, hampir seluruh destinasi pariwisata dipenuhi wisatawan.
0
147
okupansi hotel

Jakarta – Selama masa libur panjang Imlek dan Isra Mi’raj 2024, okupansi hotel mencapai hingga 80 persen di berbagai destinasi wisata di Indonesia. Demikian disampaikan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf/Kaparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno dalam “The Weekly Brief with Sandi Uno” di Jakarta.

“Momentum liburan ini mendongkrak okupansi hotel. Kami juga mencatat ada peningkatan perputaran uang di industri pariwisata dan kami terus menghitung (perputaran uang),” kata Menparekraf Sandiaga dalam keterangan tertulisnya, Rabu, 14 Februari 2024.

Lebih jauh Menparekraf Sandiaga menuturkan, selama periode long weekend Imlek dan Isra mi’raj Nabi Muhammad SAW pada 7-11 Februari 2024, hampir seluruh destinasi pariwisata dipenuhi wisatawan. Selain itu, terjadi lonjakan pemesanan tiket transportasi dan akomodasi, penjualan produk kuliner, restoran, kafe, serta penjualan cinderamata dan oleh-oleh.

Berdasarkan informasi dari Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI), okupansi hotel naik hingga 80 persen di sejumlah destinasi wisata di Indonesia, seperti di Sumatra Barat, Riau, kawasan Pantai Utara dan Selatan Jawa, hingga Bali.

Destinasi Favorit

Sementara itu, berdasarkan data dari Kementerian Perhubungan, ada sekitar satu juta pergerakan moda angkutan darat, 1,2 juta pergerakan moda angkutan udara, 540 ribu pergerakan moda angkutan laut, dan 1,4 juta pergerakan moda angkutan kereta api selama masa libur panjang Imlek dan Isra mi’raj.

“Destinasi-destinasi wisata yang ramai dikunjungi saat libur panjang Imlek ini adalah destinasi-destinasi favorit seperti Bandung, Yogyakarta, sejumlah destinasi di Jawa Timur, dan Bali,” katanya.

Sebelumnya, Kemenparekraf telah menyiapkan travel pattern dalam menyambut libur panjang Imlek dan Isra Mi’raj. Hal ini mengingat kawasan Pecinan yang merupakan salah satu kawasan wisata populer yang ada di setiap kota di Indonesia. Selain itu, kawasan Pecinan memiliki keunikan khas ragam budaya Tionghoa dan menarik perhatian banyak wisatawan.

“Kawasan wisata Pecinan sarat dengan budaya masyarakat Tionghoa di Indonesia berupa peninggalan bangunan, kegiatan sehari-hari masyarakat, atraksi wisata seperti pusat kuliner dan pertokoan,” tutup Menparekraf Sandiaga. (SAN)