Sektor IKM Masih Digdaya Tahun 2023

Sektor industri kecil dan menengah (IKM) masih menunjukkan keperkasaannya dalam kontribusinya terhadap perekonomian nasional di tahun 2023.
0
521

Jakarta – Sektor industri kecil dan menengah (IKM) masih menunjukkan keperkasaannya dalam kontribusinya terhadap perekonomian nasional di tahun 2023. Pasalnya, populasi IKM sebanyak 4,19 juta unit usaha mampu berkontribusi setara 99,7% dari total unit usaha industri sehingga berdampak signifikan terhadap perekonomian nasional.

“Dengan populasi tersebut IKM turut andil dalam penyerapan tenaga kerja, yaitu 65,52% dari total tenaga kerja industri nasional. Selain itu, sektor ini juga berkontribusi hingga 21,44 persen dari total nilai output industri, sehingga berperan penting dalam upaya pemerataan kesejahteraan masyarakat dan pengentasan kemiskinan,” kata Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah dan Aneka (IKMA) Kementerian Perindustrian, Reni Yanita di Jakarta, Rabu, 3 Januari 2024.

Reni mengemukakan, sepanjang tahun 2023 Kemenperin proaktif meningkatkan kemampuan sektor IKM melalui beragam program. Antara lain fasilitasi teknologi dan sarana prasarana teknologi, peningkatan kualitas produk dan keahlian pelaku IKM, serta peningkatan akses pasar.

Dalam program restrukturisasi mesin dan peralatan produksi, misalnya, Ditjen IKMA telah memfasilitasi sebanyak 65 IKM untuk mendapatkan fasilitas ini. Total nilai restrukturisasi mencapai Rp7,9 miliar dengan total nilai investasi mesin/peralatan oleh pelaku IKM sebesar Rp60,7 miliar. Permohonan penggantian biaya terbanyak pada tahun 2023 adalah reimbursement untuk pembiayaan mesin destilator minyak atsiri dan mesin milling (CNC/manual).

“Berdasarkan monitoring dan evaluasi program restrukturisasi mesin/peralatan IKM menunjukkan peningkatan kapasitas produksi IKM sebesar 103 persen sehingga kinerja usahanya dapat semakin meningkat,” ungkap Reni.

Ditjen IKMA juga melakukan peningkatan daya saing melalui fasilitasi dan pembinaan kepada 89 sentra IKM, di antaranya 21 sentra IKM berasal dari kegiatan Satker Pusat dan sebanyak 68 sentra IKM dari pemanfaatan Dana Alokasi Khusus (DAK). “Peningkatan daya saing IKM terlihat dari hasil bimbingan, pendampingan dan sertifikasi dari Ditjen IKMA sepanjang tahun lalu,” tutur Reni.

Ekspansi Pasar

Berdasarkan evaluasi setelah tersertifikasi HACCP, jumlah IKM pangan yang melakukan ekspor meningkat 23% dan sebanyak 35,7% IKM berhasil melakukan ekspansi pasar. Sepanjang 2023, Ditjen IKMA telah memfasilitasi pendampingan sertifikasi HACCP kepada 11 IKM makanan dan minuman.

Tak hanya itu,  Ditjen IKMA turut memfasilitasi sertifikasi SNI garam kepada 4 IKM, sertifikasi SNI mainan anak bagi 15 IKM, dan SNI pakaian bayi bagi 20 IKM.

Adapun fasilitasi pendaftaran perlindungan Kekayaan Intelektual (KI) melalui Klinik KI kepada 611 IKM. Selain itu, pihaknya juga telah memfasilitasi desain dan cetak kemasan melalui Klinik Desain Merek dan Kemasan kepada 319 IKM.

“Demi meningkatkan kualitas proses bisnis IKM, kami memberikan pendampingan penerapan sistem manajemen mutu (ISO 9001:2015) kepada tiga IKM. Berikutnya, pendampingan sertifikasi Cara Pembuatan Kosmetik yang Baik (CPKB) kepada empat IKM,” pungkasnya. (BRN)