2021, Marketing Sales Agung Podomoro Capai Rp 2,7 Triliun

0
232
Podomoro Tenjo (Foto: smail Pohan)

Jakarta – Agung Podomoro mencatat marketing sales atau prapenjualan Rp 2,7 triliun pada 2021. Realisasi prapenjualan itu melebihi target perseroan Rp 2 triliun. Hal ini disampaikan Marketing Director Agung Podomoro, Agung Wirajaya pada webinar dengan tema “Agung Podomoro Booster Percepatan Pemulihan Ekonomi Nasional di Jakarta (17/2).

“Kami bersyukur Agung Podomoro menjadi booster percepatan pemulihan ekonomi nasional. Minat tinggi dan kepercayaan konsumen terhadap proyek properti baru dan percepatan pembangunan yang kami lakukan di beberapa daerah di Indonesia mendorong marketing sales perusahaan pada 2021 sebesar Rp2,7 triliun,” ujar Agung.

Pembangunan proyek-proyek unggulan Agung Podomoro terus dikebut sebagai bentuk komitmen dan konsistensi perusahaan terhadap kebangkitan sektor properti.

Agung menjelaskan salah satu proyek unggulan di Bogor Jawa Barat yakni Kota Podomoro Tenjo menjadi penyumbang terbesar hingga 29% dari total marketing sales Agung Podomoro tahun lalu. Agung menambahkan, kota mandiri yang dibangun di lahan seluas 650 hektare kini telah terjual lebih dari 3.000 unit.

Tidak hanya itu, Agung Podomoro mengembangkan Podomoro Park Bandung dan Podomoro City Deli Medan, dua proyek baru yang memberi kontribusi masing-masing sebesar 22% dan 14%.

Baru-baru ini, Agung Podomoro memperkenalkan Bukit Podomoro Jakarta hunian premium di Jakarta yang telah menyumbang 7% marketing sales perusahaan. Selain itu ada Pakubuwono Spring dengan kontribusi 8%, Podomoro Golf View sebesar 5%, dan Grand Taruma Karawang dengan kontribusi 4%.

“Jauh sebelum pandemi, Agung Podomoro telah menghadirkan produk sesuai kebutuhan masyarakat. Dengan pendekatan dan riset terhadap preferensi masyarakat, Agung Podomoro jeli melihat kebutuhan masyarakat sehingga dapat menyediakan solusi kebutuhan properti masyarakat masa kini sebagai smart developer,” sambung Agung.

Chief Marketing Officer Bukit Podomoro Jakarta, Zaldy Wihardja menjelaskan strategi pengembangan yang dilakukan Agung Podomoro turut menciptakan multiplier effect. Terutama melalui terbentuknya sentra ekonomi di lokasi-lokasi proyek Agung Podomoro termasuk penyerapan tenaga kerja.

“Agung Podomoro merupakan pelopor dan inisiator untuk masuk kawasan baru setelah itu baru diikuti pengembang-pengembang lainnya,” ujar Zaldy.

Zaldy juga menyebut bahwa infrastruktur yang dibangun juga menciptakan efek pengganda. Termasuk di wilayah Timur Jakarta dengan adanya proyek Bukit Podomoro Jakarta. “Agung Podomoro merupakan pengembang besar pertama yang masuk ke wilayah Jakarta Timur,” papar Zaldy.

Zaldy mengatakan wilayah Jakarta Timur saat ini tengah mengalami fase sunrise dengan pertumbuhan harga tanah paling tinggi dibandingkan wilayah lainnya. Hal ini ditopang oleh pembangunan infrastruktur yang masif seperti jalan tol, LRT, MRT, dalam beberapa tahun belakangan.

Rencana pembangunan rencana pembangunan infrastruktur jangka panjang  juga dipercaya akan mendongkrak nilai investasi di kawasan ini. Hal ini, kata Zaldy, yang mendorong produk properti Bukit Podomoro Jakarta sangat diminati, meskipun baru diperkenalkan pada akhir 2021. (ADH)