
Pekerja Migran Indonesia (Foto: Istimewa)
Jakarta – Badan Pengelola Tabungan Perumahan Rakyat (BP Tapera) akan menyiapkan pembangunan 20 ribu unit rumah subsidi bagi Pekerja Migran Indonesia (PMI) dengan sebaran lokasi di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), Nusa Tenggara Barat (NTB), Lampung, Jawa Tengah, dan Jawa Timur.
Komitmen tersebut mengemuka dalam pertemuan antara Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP) dan BP Tapera bersama Menteri Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI)/Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI), di Jakarta, Rabu, 19 Maret 2025. Pertemuan itu membahas rencana dukungan hunian untuk PMI sebagai bagian dari Program 3 Juta Rumah.
Menteri PKP Maruarar Sirait dalam pertemuan tersebut, menegaskan komitmen pemerintah dalam memastikan PMI memiliki akses terhadap hunian yang layak dan terjangkau. “Pekerja migran Indonesia adalah pahlawan devisa yang berkontribusi besar terhadap perekonomian nasional. Mereka berhak mendapatkan fasilitas perumahan yang layak sebagai bentuk apresiasi dan perlindungan dari negara,” tutur Maruarar Sirait, dalam keterangan persnya yang dikutip Kamis, 20 Maret 2025.
Untuk pekerja migran sebagai pahlawan devisa yang membangun negeri akan dibantu 20 ribu rumah subsidi yang akan disiapkan oleh BP Tapera. “Lokasi 20 ribu rumah subsidi direncanakan akan dibangun di Provinsi Nusa Tenggara Timur, Nusa Tenggara Barat, Lampung, Jawa Tengah, dan Jawa Timur,” ujar Maruarar.
Menteri P2MI, Abdul Kadir Karding menyampaikan dengan adanya kolaborasi ini, diharapkan pekerja migran Indonesia tidak hanya mendapatkan perlindungan saat bekerja di luar negeri, tetapi juga jaminan kesejahteraan di dalam negeri melalui akses terhadap hunian yang layak. “Pekerja migran adalah orang-orang yang perlu kita bantu. Alhamdulillah Pak Ara bantu,” ujarnya.
Dikatakan Menteri P2MI, pihaknya ingin memastikan PMI tidak hanya mendapat perlindungan saat bekerja di luar negeri, tetapi juga memiliki kehidupan yang lebih baik setelah mereka kembali. “Penyediaan perumahan menjadi salah satu aspek penting yang harus kita wujudkan bersama,” katanya
Komisioner BP Tapera, Heru Pudyo Nugroho menyampaikan kesiapannya membantu pekera migran Indonesia untuk memiliki rumah. “Sesuai dengan persyaratan untuk mendapatkan bantuan pembiayan perumahan, MBR dengan penghasilan maksimal Rp8 juta per bulan berhak untuk mendapatkan bantuan ini. Yang penting merupakan rumah pertama dan satu tahun setelah BAST harus dihuni,” ungkap Komisioner Heru menegaskan.
BP Tapera per 1 Januari hingga 19 Maret 2025 telah merealisasikan KPR Subsidi sebanyak 91.528 unit rumah subsidi. Rinciannya, data proses bangun sampai dengan akad sebanyak 55.942 unit dan realisasi penyaluran KPR Subsidi FLPP dan Tapera sebanyak 35.586 unit rumah. Sedangkan data realisasi KPR Subsidi per 20 Oktober 2024 – 19 Maret 2025 telah mencapai 134.937 unit rumah. Terdiri dari data proses sampai dengan akad sebanyak 63.618 unit rumah dan realisasi KPR Subsidi sebanyak 71.319 unit rumah.
Kontribusi Pekerja Migran
Data Penempatan dan Pengaduan Pekerja Migran Indonesia periode Januari 2025, selama tahun 2024 terdapat 297.434 penempatan. Jumlahnya naik 0,11% dibandingkan tahun sebelumnya. Dari data penempatan tersebut, pekerja migran di sektor informal mengalami peningkatan sebesar 9,17% dari tahun sebelumnya. Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, Nusa Tenggara Barat, dan Lampung menjadi lima provinsi asal pekerja migran.

Pertemuan Menteri PKP dan Komisioner BP Tapera bersama Menteri P2MI membahas hunian pekerja migran (Foto: BP Tapera)
Penempatan PMI tersebar di berbagai negara tujuan dengan Hong Kong, Taiwan, Malaysia, Jepang dan Singapura menjadi lima negara dengan jumlah penempatan terbanyak. Sementara itu, lima jabatan dengan penempatan terbanyak adalah house maid, caregiver, worker, plantation Worker, dan domestic worker.
Adapun penempatan PMI periode Januari 2025 sebanyak 25.643, dengan konsentrasi di Malaysia, Hong Kong, Taiwan, Singapura, dan Jepang dengan jumlah penempatan sebanyak 23.058 atau 89,92% dari seluruh penempatan.
Data Kementerian P2MI, jumlah remitansi atau total transfer uang dari PMI sepanjang tahun 2024 diproyeksikan mengalami lonjakan sebesar 14% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Sesuai data Bank Indonesia (BI), pada kuartal III-2024, angka remitansi PMI mencapai US$ 11,63 miliar atau setara Rp 180 triliun. Sementara itu, kuartal IV-2024 total remitansi PMI diprediksi menjadi US$15,54 miliar, sehingga proyeksi total remitansi sepanjang tahun 2024 sebesar Rp251,1 triliun. (BRN)