
Ilustrasi proyek hunian di sekitar kawasan industri/Foto Rinaldi
JAKARTA – Untuk memperluas jangkauan pembiayaan perumahan khususnya bagi segmen pekerja industri dan pekerja sektor informal (non-fixed income), Persatuan Perusahaan Realestat Indonesia (REI) akan menggandeng Bank Tabungan Negara (BTN) untuk menjajaki skema pembiayaan sewa-beli rumah.
Skema kepemilikan rumah secara sewa ke milik (beli) atau rent to own homes (RTO) ini merupakan perjanjian khusus yang memungkinkan konsumen dapat membeli rumah setelah beberapa tahun menyewa unit hunian tersebut. REI dan BTN sudah sepakat untuk menerapkan skema tersebut.
Ketua Umum DPP REI, Paulus Totok Lusida mengungkapkan lewat skema ini akan membuka kesempatan yang lebih luas bagi pekerja dan masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) untuk mendapatkan rumah yang layak huni. Menurutnya, skema RTO ini sudah diajukan dan disetujui oleh Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan (PUPR) Basuki Hadimuljono. Bahkan penyusunan skemanya segera dibahas tim Kementerian PUPR dan REI.
“Skema RTO ini akan diterapkan di kawasan-kawasan berbasis industri seperti di Cikarang, Karawang, Purwakarta, Serang dan lainnya. Salah satu proyek percontohan yang akan dibangun berupa rusunami di Jababeka City,” kata Totok kepada wartawan di Yogyakarta, yang ditulis Senin (23/5/2022).
Fasilitas pembiayaan berbasis RTO akan difasilitasi oleh Bank BTN. Menurut Totok, skema ini layaknya sharing pembiayaan. Dimana porsi pekerja 40 persen dan pengembang sebagai owner 60 persen.
Setelah lima tahun sewa berjalan, pekerja bisa memutuskan opsi untuk membeli rumah tersebut dengan uang muka (down payment/DP) dari uang sewanya selama ini dan mencicil ke BTN untuk masa 10-15 tahun berikutnya.
Skema RTO diyakini REI akan memudahkan konsumen dengan kemampuan finansial terbatas untuk dapat membeli rumah. Selain itu, skim ini secara bisnis juga dinilai menguntungkan bagi pengembang dan bank sehingga layak untuk diterapkan di seluruh Indonesia.

Paulus Totok Lusida
“Masalah utama konsumen saat ingin membeli rumah adalah kemampuan menyiapkan uang muka yang terbatas. Oleh karena itu, berbagai skema pembiayaan perlu terus digali termasuk rent to own homes karena uang sewa nantinya dapat dijadikan uang muka,” jelas Totok.
Dukung REI
Sementara itu, Direktur Utama Bank BTN Haru Koesmahargyo menyatakan siap bersinergi dan mendukung REI dalam penyediaan hunian rumah yang berkualitas. Kolaborasi antara Bank BTN dan REI telah mampu memberikan dampak positif bagi pembangunan perumahan dan permukiman di Indonesia.
“Bersama dengan REI, Bank BTN semakin optimistis dapat menyukseskan Program Sejuta Rumah dengan menyediakan rumah yang berkualitas,” ujar Haru Koesmahargyo dalam konferensi pers HUT REI ke-50 di Yogyakarta, Kamis (19/5).
Menurutnya, REI adalah salah satu pemain penting dalam ekosistem perumahan, sehingga BTN mengharapkan dukungan dari REI untuk saling melengkapi dan bersinergi. Dikatakan, Bank BTN dan REI memiliki tujuan yang sama sekaligus sama-sama mengemban tugas negara untuk bisa menyediakan rumah yang terjangkau, sehat, dan berkualitas.
Karena itu Bank BTN berharap, para pengembang anggota REI bisa bersama-sama mencapai tujuan tersebut.
Haru mengatakan, kerjasama BTN dan REI sudah terjalin sejak Desember 1976 atau sejak KPR BTN ada. Dari realisasi KPR Subsidi dan Non Subsidi pada 2021 sebesar Rp24,7 triliun, sekitar Rp17,3 triliun diestimasi merupakan realisasi dari developer anggota REI.
“Di ulang tahun REI ke-50 pada tahun ini diharapkan hubungan baik antara BTN dengan REI semakin meningkat yang tercermin melalui peningkatan realisasi KPR developer-developer anggota REI di Bank BTN sehingga kolaborasi tersebut mampu membawa dampak positif bagi pembangunan perumahan dan permukiman di Indonesia,” pungkasnya. (MRI)