BTN Siapkan Bunga dan Angsuran KPR Terjangkau untuk Milenial

0
228

JAKARTA- Prospek industri properti diprediksi cerah di 2022 seiring dengan pemulihan ekonomi nasional yang terus berlangsung. Hal ini didukung pula dengan masih tingginya kebutuhan rumah di Indonesia. PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk atau BTN menargetkan bisa melakukan pembiayaan rumah untuk 250.000 hingga 300.000 unit di tahun depan.

Survei yang dilakukan kepada 99 orang di Jakarta berusia di antara 25 sampai 30 tahun, menikah dan menjadi orang tua adalah dua alasan utama yang mendorong orang dewasa muda untuk memiliki rumah. Bahkan membeli rumah diyakini menjadi bukti pencapaian kesuksesan dalam berkarier. Hal itu menunjukkan kepemilikan rumah lebih didorong faktor untuk memenuhi kebutuhan dasar keluarga.

Guna memenuhi kebutuhan milenial memiliki rumah, BTN memberikan kemudahan dengan meluncurkan fitur Graduated Payment Mortgage (GPM) dalam produk KPR BTN Gaess for Millenial beberapa waktu lalu.

Fitur GPM memiliki keunggulan utama di antaranya suku bunga promo yang lebih rendah dan diperhitungkan secara berjenjang yaitu sebesar 4,75 persen selama 2 tahun pertama pinjaman. Kemudian bunga naik 1 persen setiap tahun selama 3 tahun pertama, sehingga besar angsuran GPM lebih rendah dibanding angsuran KPR reguler pada awal masa kredit.

Setelah itu, pembayaran angsuran akan meningkat secara stabil sesuai dengan asumsi kenaikan penghasilan calon debitur setiap tahunnya.

Wakil Direktur Utama Bank BTN Nixon LP Napitupulu menilai kebutuhan pemilikan rumah yang tinggi membuat perseroan mencari solusi yang tidak memberatkan bagi kalangan milenial terutama dari sisi angsuran setiap bulannya. Dengan suku bunga KPR yang rendah dan angsuran terjangkau diyakini akan menggairahkan sektor perumahan di Tanah Air.

“Kaum milenial terutama yang baru berumah tangga pastinya punya keinginan memiliki rumah. Kita coba mewujudkan keinginan mereka dengan solusi yang tidak memberatkan dengan fitur GPM,” kata Nixon dalam keterangan persnya kepada Industriproperti.com, Senin (1/11/2021).

Menurut Nixon, dengan berbagai solusi kemudahan yang ditawarkan Bank BTN, diharapkan membuat kaum milenial tidak menunda untuk membeli rumah. Jika milenial antusias memiliki rumah, lanjut Nixon, akan mendorong sektor perumahan khususnya KPR Non Subsidi kembali menggeliat.

“Kami optimistis prospek industri properti akan semakin cerah, seiring kebutuhan milenial memiliki rumah. Bank BTN sudah menyiapkan infrastruktur pendukung untuk memenuhi kebutuhan rumah yang tinggi tersebut. BTN targetkan tahun depan bisa melakukan pembiayaan rumah sekitar 250.000 hingga 300.000 unit,” jelas Nixon.

Dia menuturkan, kebutuhan rumah yang tinggi saat ini akan menjadi sentimen positif bagi perseroan untuk meningkatkan kinerja dan pelayanan kepada para nasabah. Pasalnya, kebutuhan pemilikan rumah yang tinggi harus diimbangi juga oleh kecepatan dan kemudahan pelayanan bagi para debitur dan calon debitur.

Momentum Positif

Dihubungi terpisah, Directors Head of Research and Consultancy Savills Indonesia, Anton Sitorus mengungkapkan, prospek sektor perumahan tahun depan masih sangat bagus, pasalnya selain angka backlog tinggi, pertumbuhan rumah tangga baru atau keluarga baru (household) juga masih positif.

“Untuk saat ini, investasi di sektor perumahan bagi keluarga yang baru menikah menjadi waktu yang tepat setelah hampir 2 tahun pandemi Covid-19 melanda. Pertimbangan investasi di sektor ini antara lain karena banyaknya aset properti yang dijual di bawah harga pasar, bahkan masih ada yang memberikan diskon,” ungkap Anton.

Dia menjelaskan penurunan angka Covid-19 dan sentimen ekonomi bisnis membaik menjadi momentum positif yang akan mendorong pertumbuhan bisnis properti.

“Bagi keluarga baru ataupun generasi milenial, terutama pembeli rumah pertama menjadi waktu yang tepat untuk berinvestasi properti dengan tingkat suku bunga KPR yang di bawah 10%. Siklus bergerak naik, inilah yang diharapkan akan menjadi gain dari investasi properti,” papar Anton.

Ketua Umum DPP Realestat Indonesia (REI) Paulus Totok Lusida memperkirakan industri properti akan tetap tumbuh pada 2022. Salah satunya didukung bonus demografi dari generasi milenial yang tinggi.

“Saat ini, pangsa pasar perumahan di Indonesia sekitar 70 persen adalah kelompok milenial. Mereka juga mempunyai pendapatan yang lebih stabil, sehingga potensi milenial untuk membeli properti relatif besar. Apabila kalau penghasilan milenial itu digabung dengan pasangannya, tentu daya beli mereka jauh lebih besar lagi,” ujar dia.

REI menargetkan penjualan properti dapat mencapai Rp 500 triliun hingga akhir tahun 2021 seiring perpanjangan stimulus PPN Ditanggung Pemerintah (DTP), dan jika tidak ada gelombang ketiga kasus penularan Covid-19. (MRI)