Keren! Perumahan MGK Jadi Pilot Project Perumahan Hijau dan Terjangkau

Untuk memastikan kesesuaian standar rumah, tim dari Build Change dan Kementerian PKP melakukan Monitoring dan Evaluasi (MonEv) Program IGAHP di Perumahan MGK.
0
21
Perumahan Mulia Gading Kencana (MGK) Serang, Banten dikembangkan oleh PT Infiniti Triniti Jaya menjadi pilot project perumahan hijau Program Indonesia Green Affordable Housing Program (IGAHP).

Jakarta – Perumahan Mulia Gading Kencana (MGK) Serang, Banten yang dikembangkan oleh PT Infiniti Triniti Jaya yang menerapkan perumahan hijau menjadi pilot project Indonesia Green Affordable Housing Program (IGAHP). Untuk memastikan kesesuaian standar rumah, tim dari Build Change dan Kementerian PKP melakukan Monitoring dan Evaluasi (MonEv) Program IGAHP di Perumahan MGK.

“Tadi kita ngecek apakah ini sudah sesuai dengan SNI atau belum dari mulai perencanaan desain, kemarin sudah di-approve oleh tim Build Change sehingga nanti sekarang kita mengecek kesesuaian di lapangan. Kalau sesuai memang dari ada dapat kompensasi dana hibah dari Build Change,” kata Kasubdit Pendayagunaan Sumber Pendanaan dan Sistem Pembiayaan Daerah Kementerian PKP Fitri Ami Handayani dikutip akun Instagram resmi Perumahan MGK, Rabu, 16 Juli 2025.

Fitri menjelaskan, MGK terpilih menjadi salah satu pengembang untuk membangun perumahan yang menerapkan Program Perumahan Hijau dan Terjangkau Indonesia (IGAHP). Program tersebut mendapatkan dana grant hibah dari Build Change yang didukung oleh World Bank untuk meningkatkan kualitas konstruksi rumah subsidi dan menerapkan green building.

“Kalau menurut saya dari sisi desain, MGK termasuk yang punya konsep yang menarik sehingga membuang stigma bahwa rumah subsidi itu asal-asalan atau desainnya ala kadarnya. Ini kita menunjukkan bahwa sebenarnya bisa kok rumah subsidi itu tetap kelihatan menarik,” imbuhnya.

MGK Ikuti Standar

General Manajer PT Infiniti Triniti Jaya, Halbert kurniadi menambahkan, perumahan MGK dibangun dengan mengikuti standar yang disyaratkan. “Dari program ini, kita harus mengikuti standar teknis yang sudah disyaratkan baik dari pembesian, pondasi, standar finishing itu sudah ditetapkan sesuai standar. Untuk rumah subisidi ini kita juga akan membangun sesuai dengan kualitas yang ditetapkan itu,” katanya.

Sementara itu, tim Build Change Ani juga mengunjungi proses pembangunan rumah subisdi di MGK. Dia mengatakan, IGAHP yang diinisiasi oleh Kementerian PKP menargetkan dalam lima tahun ke depan atau tahun 2030 mendatang dapat menyediakan setidaknya 1 juta rumah dan terjangkau serta aman terhadap bencana.

“Kami bermitra dengan Kementerian PKP untuk mendukung program yang bagus ini. Jadi, di aspek kami, kami membantu teman-teman kementerian dan pelaksana untuk memastikan bahwa kualitas desain maupun sampai pelaksanaan dan aspek teknis sesuai dengan standar pemerintah yang dibutuhkan,” ucapnya.

Adapun Program IGAHP menyediakan perumahan bagi masyarakat berpenghasilan rendah, dengan menerapkan prinsip Bangunan Hijau untuk mencapai target perubahan iklim dengan mengurangi emisi karbon. Dengan berjalannya program ini diharapkan potensi pengurangan emisi sebesar 19-36 MtCO2, dan mencapai 100% perumahan nol bersih pada tahun 2050. Program IGAHP diharapkan dapat menghemat setidaknya 20% air, menghemat setidaknya 20% energi, dan mengurangi efek gas rumah kaca sebesar 29%. (SAN)