Page 43 - Majalah RealEstat Indonesia Edisi April 2024
P. 43

TRANSPORTASI

               Skema tersebut dilakukan dengan
            membeli layanan transportasi umum yang                                   “TOD itu jual kehidupan
            memenuhi standar pelayanan minimal                                       dan  mobilitas.
            mulai  dari  aspek  kenyamanan,  keamanan,                               Kalau hanya jual
            keselamatan, keterjangkauan, serta kesetara-
            an. Sementara untuk  layanan berbasis rel,                               unit apartemen ya
            saat ini tersedia Light Rail Transit (LRT), Mass                         akan susah laku.
            Rapid Transit (MRT), KRL, hingga Kereta Cepat                            Bisa dibilang saat ini
            Jakarta-Bandung.
               Selanjutnya, Menhub mendorong partisi-                                konsep SOHO akan
            pasi pemerintah daerah dalam mengembang-                                 lebih baik, apalagi
            kan transportasi massal baik melalui APBD                                melihat gedung-
            maupun upaya pembiayaan kreatif.
                                                        WENDY HARYANTO               gedung perkantoran
            Libatkan Swasta                        DIREKTUR EKSEKUTIF JAKARTA        yang saat ini banyak
               Penerapan  TOD yang mengintegrasikan   PROPERTY INSTITUTE (JPI)
            antara konsep ruang dengan transportasi                                  kosong.”
            sudah diterapkan di Jakarta sejak beberapa
            tahun. Sayangnya, pemerintah masih membe-
            rikan mandat pembangunan TOD dan hunian   seharusnya juga ikut mendapat keringanan   sulit terjangkau konsumen.
            di sekitarnya kepada Badan Usaha Milik Negara   misalnya keringanan suku bunga kredit pemili-  Menurut  Wendy, insentif keringanan
            (BUMN).                             kan, dan potongan pajak yang bisa mereka   bunga pinjaman untuk developer juga diper-
               Padahal, tegas Pengamat Perkotaan dari   rasakan langsung. Atau berikan insentif karena   lukan untuk menekan ongkos produksi pem-
            Universitas  Trisakti,  Yayat  Supriatna  pemba-  mereka tidak memiliki kendaraan pribadi dan   bangunan di kawasan TOD. Apalagi dengan
            ngunan TOD tidak bisa dimandatkan kepada   tinggal di TOD,” saran Wendy.   harga lahan di kawasan TOD mahal dan area
            BUMN atau BUMD (Badan Usaha Milik Daerah).   Apalagi, Pemerintah DKI Jakarta sudah   yang dilalui transportasi publik secara otomatis
            “Kalau sekadar jualan apartemen, itu namanya   mengizinkan kenaikan intensitas Koefisien   harganya pasti naik. 
            bukan TOD,” tegasnya.               Lantai Bangunan (KLB) di area yang terlayani   “Konsep  TOD masih bisa direalisasikan, 
               Menurut Yayat, TOD yang dibangun BUMN   area transportasi publik. Artinya, developer   selama ada bantuan  intervensi dari pemerin-
            saat ini masih sebatas membangun apartemen   bisa  membangun  lebih  tinggi.  Masalahnya,   tah. Jika tidak, maka warga akan tinggal se-
            yang dibangun di dekat stasiun kereta api   pembangunan tinggi itu biayanya mahal dan   makin jauh dari Jakarta dan membuat urban
            atau MRT. Dia mempertanyakan TOD-TOD itu   dengan harga lahan yang sejak awal sudah   sprawl semakin tidak terkendali,” pungkasnya.
            sebenarnya dibangun itu untuk siapa? Apalagi   mhal, sehingga harga produk mereka menjadi   (Teti Purwanti) 
            dengan harga jual apartemen di atas Rp500
            juta. 
               Selain soal konsep,  Yayat juga memper-
            tanyakan soal legalitas surat-surat apartemen
            yang di atas proyek TOD tersebut. Menurutnya,
            saat ini surat kepemilikannya bukan strata hak
            milik (SHM) dan hal itu cukup memberatkan
            apalagi untuk potensi sewa. 
               “TOD itu jual kehidupan dan   mobilitas.
            Kalau hanya jual unit apartemen ya akan susah
            laku. Bisa dibilang saat ini konsep SOHO akan
            lebih  baik,  apalagi  melihat  gedung-gedung
            perkantoran yang saat ini banyak kosong,” je-
            lasnya.
               Yayat meminta pemerintah melibatkan
            swasta dalam pembangunan TOD. Dia menilai
            swasta mungkin lebih baik, cair, dinamis dan
            bisa membaca dinamika pasar sehingga kawa-
            san bisa berkembang. 
               Sementara itu, Direktur Eksekutif Jakarta
            Property Institute (JPI) Wendy Haryanto me-
            ngatakan yang diperlukan saat ini adalah inter-
            vensi kebijakan yang memungkinkan warga
            kota bisa menjangkau harga properti di TOD.
               “Warga  yang  ingin  beli properti  di  TOD


                                                                                       RealEstat Indonesia  |  Edisi 208, April 2024   |   43Estat Indonesia  |  Edisi 208, April 2024   |   43
                                                                                       Real
   38   39   40   41   42   43   44   45   46   47   48