Pacu Pariwisata, Delegasi G20 Sepakat Hadirkan Pembiayaan Internasional

0
678

JAKARTA – Delegasi G20 di ajang “The 1st Tourism Working Group” Indonesia 2022 sepakat untuk melakukan upaya bersama dalam penciptaan iklim pariwisata berkelanjutan. Salah satunya dengan menghadirkan pembiayaan internasional sehingga pariwisata dapat berkontribusi lebih dalam peningkatan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat serta kelestarian alam.

Chair of Tourism Working Group, Frans Teguh, mengatakan, pandemi telah meningkatkan kesadaran masyarakat global akan pentingnya menumbuhkan aksi iklim atau lingkungan pariwisata yang sehat, mengembangkan ekonomi sirkular, serta peningkatan konservasi keanekaragaman hayati guna menjaga kelestarian bumi.

“Keberhasilan pariwisata seharusnya tidak hanya diukur dalam jumlah pengunjung saja, tetapi juga berfokus pada dampak positif yang dapat diberikan pariwisata terhadap peningkatan ekonomi, kesejahteraan masyarakat, dan juga kelestarian alam,” kata Frans Teguh yang juga Plt. Deputi Bidang Sumber Daya dan Kelembagaan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) di Sudamala Resort, Labuan Bajo, NTT, dalam keterangan yang dikutip Jumat (13/5/2022).

Menurut penelitian yang dilakukan UNWTO pada Desember 2019 di Konferensi Perubahan Iklim PBB, sektor pariwisata diperkirakan akan meningkatkan emisi karbon setidaknya 25 persen pada tahun 2030 (jika iklim di sektor ini tidak melakukan aksi perubahan). Karenanya, para delegasi G20 sepakat salah satu upaya dalam mengatasi hal tersebut adalah dengan melalui pendanaan.

Hal ini karena pengurangan emisi karbon di sektor pariwisata memerlukan pembiayaan untuk mendukung transformasi menuju pariwisata yang lebih berkelanjutan. Termasuk dengan mempertimbangkan kemungkinan pembentukkan dana internasional untuk menetralisir iklim dalam sektor pariwisata.

Melalui pembiayaan ini diharapkan dapat meningkatkan kuantitas transportasi rendah karbon di sektor pariwisata, yang akan berdampak positif pada kelestarian alam dan manfaatnya dapat dirasakan secara jangka panjang oleh masyarakat.

“Infrastruktur yang lebih hijau di bidang pariwisata adalah kunci ketahanan sektor pariwisata itu sendiri. Dan kebutuhan untuk mengubah operasi pariwisata untuk aksi iklim terus menjadi yang paling penting bagi sektor pariwisata untuk tetap sejalan dengan tujuan global dalam mengurangi emisi karbon,” kata Frans Teguh.

Komitmen Global

Para delegasi juga menekankan pentingnya transparansi dampak lingkungan yang lebih baik dari pariwisata, khususnya dalam hal pemantauan jejak karbon dari sektor pariwisata.

Selain itu, para delegasi G20 mendorong lebih banyak pelaku parekraf untuk ikut serta dalam Deklarasi Glasgow Pariwisata. Deklarasi Glasgow sendiri adalah komitmen sukarela untuk mendukung komitmen global dalam mengurangi separuh emisi pada tahun 2030 dan mencapai nol bersih paling lambat pada tahun 2050.

Mengatasi polusi plastik juga dapat menjadi catalyser for circularity dalam pariwisata. Dan di luar mengurangi sampah laut, juga berkontribusi pada pelestarian daya tarik wisata yang diiringi dengan penciptaan lapangan yang semakin luas.(MRI)