Hasil Riset: Properti Indonesia Cenderung Membaik Meski Belum Normal

Ilustrasi perkantoran di Jakara. (Foto: Pixabay/Afif Ramdhasuma)
Jakarta – Kondisi sektor properti di Indonesia di tiga bulan pertama tahun 2023 ini menunjukkan tanda perbaikan dibandingkan periode yang sama tanah air.
“Kalau kita lihat kondisi tiga bulan awal tahun 2023 ini kecenderungannya memang sudah lebih membaik kalau kita bandingkan periode yang sama tahun lalu,” Head of Research Colliers International Indonesia, Ferry Salanto dalam Colliers Virtual Media Briefing Q1 2023 pada Rabu, 5 April 2023.
Lebih jauh Ferry menjelaskan, kondisi recovery bisnis properti Indonesia sejatinya telah terlihat sejak akhir tahun lalu.
“Kalau kita lihat akhir tahun lalu sudah mulai ada kondisi recovery. Nah, recovery ini momentumnya terbawa sampai di tiga bulan awal ini,” imbuhnya.
Namun, kondisi membaiknya sektor properti tersebut masih belum kembali ke kondisi sebelum pandemi Covid-19 melanda dunia, termasuk Indonesia.
“Jadi saya bisa bilang bahwa secara umum kondisinya dia sudah lebih baik dibandingkan tahun-tahun yang lalu walaupun memang belum mencapai angka yang seperti sebelum masa pandemi,” urai Ferry.
Jika dilihat per subsektor properti, kondisi perkantoran di Jakarta ada tambahan pasok ruang kantor diperkirakan mencapai 800.000 m2 selama 2023-2025. Pasokan sekitar 70% ada di CBD.
Sepanjang tahun 2023 akan ada tambahan sekitar 3.400.000 m2, sehingga total pasok ruang kantor di CBD akan mencapai 7,4 juta m2 diakhir tahun.
Namun yang patut dicatat dari subsesktor perkantoran adalah tahun pemilu 2024 mendatang akan sedikit menghambat laju investasi.
“Ellection akan seidikit menahan laju investasi, terutama di pasar strata title walaupun ada kecenderungan strata title juga bisa lebih membaik di periode ke depannya,” ucap Ferry.
Kondisi senada juga dialami subsektor apartemen strata title yang diprediksi pasar berpotensi mengalami perlambatan mendekati tahun pemilu karena ketidakpastian politik.
Calon pembeli (investor) cenderung menunggu hingga situasi menjadi lebih stabil. Diperkirakan ada 11.635 unit yang akan selesai sejak Q2 2023 hingga tahun akhir 2025.
Kenaikan Service Charge
Pada subsektor pusat perbelanjaan, ada satu hal yang menarik selepas pemerintah mencabut PPKM. Hal ini memberikan angin segar terhadap pusat perbelanjaan dari sisi peningkatan jumlah kunjungan.
Seiring kenaikan jumlah kunjungan, kinerja pusat perbelanjaan membaik dan dampaknya adalah adanya kenaikan service charge di Jakarta dan Bodetabek.
Kenaikan tersebut didorong oleh mal kelas menengah ke atas karena didukung dengan membaiknya kinerja mal, baik dari jumlah pengunjung dan tingkat hunian.
Selain itu, keberadaan mal baru diperkirakan memberikan imbas kenaikan kepada sewa. Apalagi mal-mal tersebut akan selesai pada saat kinerja pasar sudah semakin membaik.
Terakhir, subsektor hotel di Jawa dan Bali juga mengalami perbaikan kinerja di awal tahun 2023. Hal tersebut didorong oleh beberapa kegiatan pemerintah dilaksanakan lebih awal, sebelum puasa dan libur Idul Fitri.
Ditambah lagi, ASEAN Summit 2023 akan diselenggarakan di Jakarta akan memberi dampak positif bagi beberapa hotel di Jakarta. Karena ini event internasional, mungkin akan lebih banyak menyasar hotel bintang 5. (SAN)