Triwulan IV, Penyaluran KPR Diprediksi Makin Deras

Ilustrasi (Freepik: jcomp)
Jakarta – Penyaluran kredit baru, termasuk kredit pemilikan rumah (KPR) pada triwulan IV 2025 diprakirakan meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya. Hal ini terindikasi dari SBT prakiraan penyaluran kredit baru triwulan IV 2025 sebesar 96,40%, lebih tinggi dari triwulan sebelumnya (SBT 82,33%). Prioritas utama responden dalam penyaluran kredit baru pada triwulan IV 2025 sama dengan periode sebelumnya, yaitu Kredit Modal Kerja, diikuti oleh Kredit Investasi dan Kredit Konsumsi.
“Pada jenis Kredit Konsumsi, penyaluran KPR/KPA diprakirakan masih menjadi prioritas utama, diikuti oleh Kredit Multiguna dan Kredit Tanpa Agunan. Berdasarkan sektor, penyaluran kredit baru pada triwulan IV 2025 diprakirakan terbesar pada sektor Industri Pengolahan, sektor Perdagangan Besar dan Eceran, serta sektor Perantara Keuangan,” tulis laporan Survei Perbankan Bank Indonesia (BI) pada Senin, 20 Oktober 2025.
Dari sisi kebijakan standar penyaluran kredit, pada triwulan IV 2025 diprakirakan lebih longgar dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Hal ini terindikasi dari ILS triwulan IV 2025 yang negatif sebesar 5,95. Kebijakan standar penyaluran kredit yang lebih longgar terjadi pada jenis Kredit Investasi, Kredit Modal Kerja, dan Kredit UMKM. Kebijakan penyaluran yang lebih longgar antara lain pada aspek jangka waktu kredit, agunan, dan suku bunga kredit.
Triwulan III, Permintaan KPR Turun Tipis
Survei Perbankan mengindikasikan penyaluran kredit baru pada triwulan III 2025 tumbuh positif. Hal ini tecermin dari nilai SBT permintaan kredit baru triwulan III 2025 sebesar 82,33%, lebih rendah dari 85,22% pada triwulan II 2025 namun masih lebih tinggi dibandingkan SBT 80,64% pada triwulan III 2024.
Berdasarkan jenis penggunaan, perlambatan kredit baru terlihat pada Kredit Modal Kerja dengan SBT 85,09%, lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya (SBT 88,34%). Sementara itu, Kredit Investasi (SBT 76,97%) dan Kredit Konsumsi (SBT 56,61%) terindikasi relatif stabil dibandingkan triwulan II 2025.
Berdasarkan Jenis Kredit Konsumsi, peningkatan permintaan terjadi pada Kredit Tanpa Agunan (SBT 62,31%), Kredit Multiguna (SBT 60,33%), dan Kredit Kendaraan Bermotor (SBT 35,50%). Sementara itu, permintaan Kredit Pemilikan Rumah (KPR)/Kredit Pemilikan Apartemen (KPA) (SBT 48,29%) dan Kartu Kredit (SBT 43,57%) mengalami penurunan dibandingkan triwulan sebelumnya.
Sementara itu, secara sektoral, pertumbuhan kredit baru meningkat pada sejumlah sektor, antara lain pada sektor Real Estate, Usaha Persewaan, dan Jasa Perusahaan (SBT 85,12%), Administrasi Pemerintahan, Pertahanan, dan Jaminan Sosial (SBT 69,90%), dan Perantara Keuangan (SBT 69,71%). Selain itu, terdapat beberapa sektor yang mengalami perlambatan SBT dibandingkan triwulan sebelumnya diantaranya Sektor Industri Pengolahan (SBT 57,28%) serta Pertanian, Perburuan, dan Kehutanan (SBT 33,39%).
Dari sisi kebijakan standar penyaluran kredit kredit, pada triwulan III 2025 diindikasikan lebih berhati-hati dibandingkan triwulan sebelumnya. Hal ini tercermin dari Indeks Lending Standard (ILS) triwulan III 2025 yang bernilai positif sebesar 5,78. Standar penyaluran kredit yang lebih berhati-hati tersebut didorong oleh eseluruhan jenis kredit. Beberapa aspek kebijakan penyaluran kredit yang terindikasi lebih berhati-hati, antara lain pada aspek persyaratan administrasi, agunan, biaya persetujuan kredit, plafon kredit, dan jangka waktu kredit. (SAN)