Ini Dia Penyelemat Sektor Perhotelan yang Dirundung Perlambatan

Ditengah kondisi yang tak menguntungkan, para pelaku bisnis perhotelan dapat mencari market baru.
0
67
Penyelemat Sektor Perhotelan yang Dirundung Perlambatan

Jakarta – Sektor perhotelan tengah mengalami perlambatan di tengah tahun pertama 2025 akibat sejumlah kendala, seperti kebijakan efisiensi yang ditelurkan Pemerintah awal tahun ini. Pelaku industri perhotelan pun dituntut untuk memutar otak agar roda bisnis tetap berjalan positif.

“Dengan kondisi pemerintah saat ini melakukan efisiensi tentu harus dipikirkan untuk mendiversifikasi pasar supaya pada saat kehilangan satu market ada penggantinya,” ucap Head of Research Colliers Indonesia Ferry Salanto dalam Colliers Virtual Media Briefing, Rabu, 9 Juli 2025.

Lebih jauh Ferry menjelaskan, diversifikasi pasar dilakukan agar tidak hanya bergantung pada satu market saja sehingga kinerja hotel akan lebih stabil ke depannya. Saat ini, beberapa kota bisnis, seperti Jakarta, Surabaya dan Medan masih mengandalkan market dari kegiatan pemerintahan. Kebijakan efisiensi dari pemerintah mau tak mau mempengaruhi performa hotel belakangan ini.

“Kita lihat contoh di kota-kota bisnis memang sangat bergantung sekali dengan government market. Begitu ada kebijakan dari pemerintah yang melakukan efisiensi, hotel langsung menjerit. Mereka kepayahan untuk bisa menyeseuaikan dengan kondisi ini,” imbuhnya.

Ditengah kondisi yang tak menguntungkan, para pelaku bisnis perhotelan dapat mencari market baru, seperti memanfaatkan secara maksimal event-event besar yang diadakan, misalnya saat ada konser musik, event olahraga dan lain-lain.

“Kemudian event-event yang ada, terutama tidak harus terjadi di dalam hotel, tapi juga di sekitaran hotel, seperti ada konser musik, event olahraga atau event apapun itu ini juga memberikan satu peluang bagi hotel untuk bisa memanfaatkan ke arah sana,” urainya.

Ditambah lagi, pemerintah provinsi (pemprov) DKI Jakarta yang berencana memberikan diskon pajak hotel dan resoran. Kemudian, menerapkan strategi marketing baru yang bisa mengikuti tren, terutama untuk menggaet market-market yang belum banyak diolah juga dapat meningkatkan performa bisnis perhotelan.

“Memang rencana ini belum terimplementasi. Jadi masih menunggu, tapi tentu ini memberikan insentif bagi hotelier di tengah kondisi yang lebih sulit ini,” sambung Ferry.

Perkembangan Bisnis Perhotelan Q2 2025

Adapun dalam laporan Perkembangan Sektor Properti Q2 2025 Colliers Indonesia, kamar hotel di kuartal II 2025 tidak ada pasokan baru di Jakarta. Namun, kondisi berbeda terjadi di Bali dengan pasokan kamar hotel terkonsentrasi di Ubud. Namun, performa di Q2 mengalami peningkatan dibandingkan Q1 2025.

Performa sektor perhotelan

Performa sektor perhotelan. (Colliers Indonesia)

Sementara dari sisi tingkat hunian, terjadi peningkatan di Mei 2025, namun Average Daily Rate (ADR) atau Tarif Harian Rata-rata mengalami penurunan. Dalam masa ini, pasar juga tampak lebih sensitif terhadap harga sehingga pelaku bisnis perhotelan sebaiknya melakukan penyesuaian harga untuk mencegah tamu berpaling memilih hotel dengan kelas yang lebih rendah.

“Hotel Jakarta kita lihat juga stoknya masih terbatas. Jadi, semua sektor ini memang ada perlambatan stok. Kalau kita lihat apakah ini positif, kalau kita lihatnya ini positif mengingat memang masih banyak PR (pekerjaan rumah) untuk meningkatkan okupansi atau tingkat penjualan,” pungkasnya. (SAN)