Dihadang Sejumlah Tantangan, Sektor Properti Tetap Tangguh

Sektor properti Tanah Air memperlihatkan kinerja yang beragam di sepanjang kuartal kedua tahun 2025. Ada yang menunjukkan tren positif dan ada pula yang melambat.
0
37
Dihadang Sejumlah Tantangan, Sektor Properti Tetap Tangguh

Jakarta – Sektor properti Tanah Air memperlihatkan kinerja yang beragam di sepanjang kuartal kedua tahun 2025. Ada yang menunjukkan tren positif, seperti sektor ritel dengan mal-mal kelas atas yang lebih memilih meningkatkan pengalaman pengunjung dan mengoptimalisasikan komposisi penyewa, dibandingkan membangun proyek baru.

“Upaya ini mencakup pembaruan tampilan fisik bangunan hingga pengaturan ulang komposisi penyewa,” kata Head of Research Colliers Indonesia Ferry Salanto dalam keterangan tertulisnya belum lama ini.

Perubahan preferensi konsumen juga menjadi perhatian utama dalam strategi ritel. Kampanye promosi dari oleh peritel masih efektif dalam menjaga perhatian publik, sementara penyelenggaraan acara menarik oleh pemilik mal menjadi cara lain untuk menjaga arus pengunjung. Baik pengembang maupun peritel diperkirakan akan terus bersikap fleksibel dan adaptif terhadap perubahan tren ritel, demi menjaga relavansi di tengah kondisi pasar yang terus berkembang.

Di Jakarta, tidak ada mal baru yang selesai dibangun pada Q2 2025, menjaga pasokan kumulatif tetap stabil di angka 4,9 juta m². Di sisi pasokan, dua proyek baru sedang dalam pengembangan dan diperkirakan akan menambah sekitar 70.000 m² ruang ritel pada tahun 2026. Di wilayah Jabodetabek, pasokan kumulatif berada di angka 3,2 juta m² pada Triwulan II 2025, tidak berubah dari triwulan sebelumnya. Tidak ada penyelesaian mal baru yang diantisipasi pada sisa tahun 2025, baik untuk wilayah Jakarta maupun sekitarnya.

Sementara itu, pasar hotel di Bali mencatat kinerja yang kuat, yang didorong oleh meningkatnya wisata domestik, kembalinya aktivitas pemerintah, serta bertambahnya jumlah penerbangan internasional. Sedangkan, sektor hotel di Jakarta masih berada dalam proses pemulihan. Meskipun peningkatan aktivitas bisnis dan penyelenggaraan acara telah mendorong kinerja, berkurangnya permintaan dari sektor pemerintahan tetap menjadi tantangan utama.

Tidak ada proyek hotel baru yang selesai pada Q2 2025. Paruh pertama tahun 2025 terbukti sangat menantang bagi para pelaku bisnis perhotelan, karena pertemuan faktor domestik dan internasional memberikan tekanan pada kinerja pasar. Hilangnya segmen pemerintah telah mendorong banyak pelaku bisnis perhotelan untuk lebih fokus pada pasar korporat, yang kini semakin terfragmentasi dan kompetitif.

Sektor Properti Ini Mulai Pulih

Sektor perkantoran mulai menunjukkan tanda-tanda pemulihan. Permintaan tumbuh secara moderat, dengan pemilik gedung menawarkan berbagai insentif untuk menarik penyewa baru. Di saat yang sama, pasar apartemen terlihat stabil, dengan harga dan tingkat serapan yang cenderung tidak berubah, karena pembeli lebih memilih unit yang siap huni.

Per Triwulan II 2025, pasokan kumulatif mencapai sekitar 7,41 juta m² di CBD dan 3,98 juta m² di luar CBD. Per Triwulan II 2025, tingkat hunian mencapai sekitar 75% di CBD dan 71% di luar CBD, dengan pertumbuhan terbatas pada semester I 2025.

Di sisi lain, pasar hunian ekspatriat tetap mengalami permintaan tinggi, namun pasokan terbatas, terutama untuk rumah tapak di kawasan favorit, sangat terbatas. Akibatnya banyak ekspatriat terpaksa mempertimbangkan lokasi alternatif di sekitar wilayah utama. Kawasan seperti Kemang, Cipete, Cilandak, dan Pondok Indah tetap menjadi pilihan utama bagi para ekspatriat di Jakarta. Pasalnya, kawasan-kawasan tersebut menawarkan rumah tapak dan apartemen yang sesuai dengan kebutuhan mereka.

“Secara keseluruhan, meskipun beberapa sektor mulai menunjukkan tren yang positif, sebagian lainnya masih membutuhkan penyesuaian strategi untuk menghadapi tantangan yang belum sepenuhnya terselesaikan,” tutup Ferry. (SAN)