Industri MICE Indonesia Masuk 10 Besar Asia Pasifik

Ilustrasi (Foto: Yusei Takeuchi)
Jakarta – Industri MICE (Meeting, Incentive, Conference, Exhibition) Indonesia menempati peringkat 10 besar se-Asia Pasifik berdasarkan International Congress and Conventions Association (ICCA). Sementara di dunia, industri MICE Indonesia menempati posisi ke-37 dan posisi ke-4 untuk kawasan ASEAN. Posisi ini menunjukkan bahwa Indonesia memiliki potensi besar, namun masih perlu terus meningkatkan daya saing.
“Kami percaya melalui dialog terbuka dan kolaborasi antara pelaku industri, akademisi, dan regulator, kita dapat menemukan solusi yang tepat dan berkelanjutan,” ucap Menteri Pariwisata Widiyanti Putri Wardhana di Jakarta, Senin, 6 Oktober 2025.
Disamping itu, event adalah salah satu mesin utama penggerak utama perekonomian nasional. Penyelenggaraan event dapat mendorong penciptaan lapangan kerja, mendorong pertumbuhan UMKM, menggerakkan ekonomi daerah, serta memperkuat citra dan daya saing Wonderful Indonesia di kancah dunia.
Sepanjang tahun 2025, event yang mendapat dukungan Kementerian Pariwisata berhasil memberikan dampak dengan menghadirkan 10,8 juta pengunjung, melibatkan 95.000 pekerja event, melibatkan 14.800 UMKM, dan menghasilkan perputaran ekonomi sebesar Rp11,82 triliun.
“Angka ini hanya mencakup event yang mendapat dukungan langsung Kementerian Pariwisata. Bayangkan, jika seluruh event di tanah air kita hitung, betapa luar biasanya potensi dan skala industri event Indonesia. Inilah peluang besar yang harus kita kelola dan manfaatkan seoptimal mungkin,” kata Menteri Widiyanti.
Di balik potensi besar, penyelenggaraan event masih menghadapi berbagai tantangan. Di antaranya terkait pembiayaan dan investasi; ekosistem event; perizinan dan regulasi; komitmen terhadap keberlanjutan dan inklusivitas; serta aksesibilitas.
Dalam rangka meningkatkan potensi bisnis event, Kemenpar akan menggelar “Southeast Asia Business Events Forum (SEABEF) 2025” sebagai forum internasional regional pertama yang membahas potensi dan ragam tantangan bisnis event di kawasan Asia Tenggara dan Indonesia pada khususnya.
Mengusung tema “Strengthening Southeast Asia Event Industry through Sustainability Practice, Strategic Investment, and Collaborative Efforts”, SEABEF 2025 akan berlangsung pada 10-11 Oktober 2025 di Nusantara International Convention Exhibition (NICE), PIK 2, Banten.
“Kami mengundang praktisi business event untuk berbagi ilmu, pengalaman, serta memperluas jejaring agar industri event di Indonesia semakin maju, inovatif, dan mampu menghasilkan kontribusi positif. SEABEF 2025 menjadi tempat lahirnya ide-ide inovatif mencakup seluruh spektrum industri event,” ujar Menteri Pariwisata.
Performa MICE H1 2025
Dalam laporannya, konsultan properti Cushman & Wakefield menyatakan langkah-langkah efisiensi anggaran pemerintah telah berdampak negatif pada permintaan kamar dan ruang pertemuan. Penurunan tingkat hunian terbesar terjadi di hotel bintang 4, di mana sebagian besar hotel bintang 4 dengan banyak fasilitas MICE sangat bergantung pada kegiatan pertemuan dari lembaga pemerintah dan badan usaha milik negara.
Seperti diketahui, pemerintah sejak akhir 2024 atau awal 2025 menerbitkan kebijakan efisiensi anggaran yang mencakup pemotongan belanja, pengurangan acara, pembatasan perjalanan dinas, seminar/focus group discussion/rapat.
Dampak terbesar terasa pada hotel-hotel yang bergantung segmen pemerintahan dan acara resmi, karena sebagian besar event institusional atau konferensi terganjal pemangkasan. Beberapa hotel mencoba diversifikasi ke segmen swasta, event lokal, kegiatan independen, konser atau hiburan untuk mengurangi ketergantungan pada pasar pemerintahan. (SAN)