KEK Kura-Kura dan Sanur Lengkapi Kawasan Ekonomi Kesehatan

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto. (Foto: Kemenko Perekonomian)
Jakarta – Dua Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) di Bali, yaitu KEK Kura-Kura Bali dan KEK Sanur di Denpasar diharapkan melengkapi kawasan ekonomi kesehatan yang ada di Sanur dan mendukung industri pariwisata.
“Tentu kawasan ekonomi ini diharapkan melengkapi kawasan ekonomi kesehatan yang ada di Sanur. Oleh karena itu, Bali salah satu provinsi yang dapat dua KEK, dan dua-duanya menunjang industri pariwisata. Diharapkan dengan adanya dua KEK ini, ekonomi Bali menjadi lebih sustain,” kata Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto di Denpasar, Bali, Sabtu, 4 Februari 2023.
Menko Airlangga menjelaskan, pemerintah telah menyiapkan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) untuk menjadi kawasan yang memiliki keunggulan ekonomi dan geostrategis dalam mendukung peningkatan investasi.
Selain itu, pengembangan KEK juga berperan penting dalam mengakselerasi pertumbuhan ekonomi wilayah dan pemerataan pembangunan secara nasional.
Sebagai wujud implementasi dari UU Cipta Kerja, Pemerintah terus mengupayakan transformasi kebijakan pengembangan KEK dengan menekankan orientasi pada terwujudnya KEK yang mampu membangun nilai tambah atas penguasaan teknologi dan sumber daya manusia.
Guna menjaga pengelolaan pengembangan KEK agar tetap seiring dengan dinamika ekonomi dan teknologi dunia, Pemerintah telah mengembangkan KEK Digital, KEK Maintenance Repair and Overhaul (MRO), KEK Pendidikan, KEK Pariwisata, dan KEK Kesehatan.
Berlokasi di Pulau Serangan Kota Denpasar, KEK Kura-Kura Bali dengan luas sekitar 498 Ha belum lama ini telah disetujui dalam Sidang Dewan Nasional KEK untuk direkomendasikan penetapannya.
KEK Kura-Kura Bali akan mengembangkan kegiatan pariwisata luxury berkelas internasional yang diantaranya berupa Kawasan Marina Terintegrasi, centre for exellence for education and tech park, serta lifestyle wellness center.
Target Investasi
Investasi di KEK Kura-Kura Bali sendiri ditargetkan sebesar Rp104,4 triliun dan mampu menyerap 99.853 tenaga kerja ketika beroperasi secara ultimate pada 2052.
KEK Kura-Kura Bali juga diharapkan mampu menghasilkan devisa secara kumulatif sebesar Rp477 triliun di tahun 2052, dengan target sebesar Rp4,6 triliun dalam lima tahun pertama.
Sementara itu KEK Sanur yang ditetapkan pada bulan Juli 2022 lalu, merupakan KEK Kesehatan pertama di Indonesia yang mengembangkan fasilitas kesehatan dan pariwisata berkelas internasional.
Ditargetkan mampu merealisasikan investasi sebesar Rp10,2 triliun, KEK Sanur juga diharapkan mampu menyerap 43.647 orang tenaga kerja.
Selain itu, juga diharapkan terwujud penghematan devisa sebesar Rp86 triliun dari WNI yang sebelumnya berobat ke luar negeri dan penambahan devisa sebesar Rp19,6 triliun secara kumulatif pada tahun 2022 hingga 2045. (SAN)