Bank Indonesia: Harga Properti Residensial Naik 1,89 Persen

0
626
properti residensial

Jakarta – Hasil Survei Harga Properti Residensial (SHPR) Bank Indonesia mengindikasikan harga properti residensial di pasar primer pada triwulan I 2024 melanjutkan peningkatan. Hal ini tecermin dari pertumbuhan Indeks Harga Properti Residensial (IHPR) pada triwulan I 2024 sebesar 1,89% (yoy), lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan triwulan IV 2023 yang sebesar 1,74% (yoy).

“Sementara itu, penjualan properti residensial tumbuh 31,16% (yoy), meningkat signifikan dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 3,37% (yoy), didorong peningkatan penjualan pada seluruh tipe rumah,” kata Asisten Gubernur Departemen Komunikasi Bank Indonesia, Erwin Haryono dalam keterangan tertulisnya, Kamis, 16 Mei 2024.

Lebih Jauh Erwin menuturkan, Hasil survei juga menunjukkan bahwa sumber pembiayaan pembangunan properti residensial terutama berasal dari dana internal pengembang dengan pangsa 72,93%. Sementara dari sisi konsumen, pembelian rumah primer mayoritas dilakukan melalui skema pembiayaan Kredit Pemilikan Rumah (KPR), dengan pangsa sebesar 76,25% dari total pembiayaan.

Adapun peningkatan IHPR tersebut terutama didorong oleh kenaikan harga properti tipe kecil yang meningkat 2,41% (yoy), melanjutkan kenaikan harga pada triwulan IV 2023 yang sebesar 2,15% (yoy). Lebih lanjut, perkembangan harga rumah tipe menengah dan besar pada triwulan I 2024 juga terindikasi masih meningkat meski tidak setinggi triwulan sebelumnya. Harga masing-masing tipe tersebut naik sebesar 1,60% (yoy) dan 1,53% (yoy), melambat dari 1,87% (yoy) dan 1,58% (yoy) pada triwulan sebelumnya.

Kenaikan Tertinggi

Secara spasial, dari 18 kota yang diamati, sembilan kota mengalami peningkatan IHPR, delapan lainnya mengalami perlambatan sementara satu kota tercatat mengalami penurunan. Peningkatan harga rumah terbesar pada triwulan I 2024 terutama terjadi di Kota Samarinda (2,45%, yoy), Pontianak (4,68%, yoy), dan Denpasar (1,48%, yoy). Adapun perlambatan terutama terjadi di Kota Bandar Lampung (0,10%, yoy), Surabaya (0,34%, yoy), dan Balikpapan (0,48%, yoy), sedangkan di Kota Pekanbaru tercatat kontraksi 0,13% (yoy).

Secara triwulanan, harga properti residensial primer pada triwulan I 2024 juga melanjutkan peningkatan sebesar 0,57% (qtq), lebih tinggi dibandingkan kenaikan harga pada triwulan sebelumnya yang sebesar 0,25%, qtq. Kenaikan harga properti residensial secara Survei Harga Properti Residensial (SHPR) 2 triwulanan didorong oleh menguatnya harga seluruh tipe rumah, terutama harga rumah tipe kecil.

Peningkatan harga rumah tipe kecil, tipe menengah, dan tipe besar masing-masing sebesar 0,67% (qtq), 0,40% (qtq) dan 0,27% (qtq), lebih tinggi dari perkembangan harga triwulan sebelumnya yang sebesar 0,36% (qtq), 0,19% (qtq), dan 0,25% (qtq).

Secara spasial, peningkatan IHPR Primer secara triwulanan terutama terjadi di Kota Samarinda (2,18%, qtq), Denpasar (1,07%, qtq), dan Surabaya (0,25%, qtq). Peningkatan harga properti residensial pada triwulan I 2024 diperkirakan dipengaruhi oleh kenaikan harga bahan bangunan.

Hal tersebut tecermin dari peningkatan IHPR yang sejalan dengan pergerakan inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) Subkelompok Pemeliharaan, Perbaikan, dan Keamanan Tempat Tinggal/Perumahan pada Maret 2024 sebesar 1,89% (yoy), lebih tinggi dari 1,74% (yoy) pada triwulan IV 2023. Selain hal tersebut, peningkatan harga properti residensial juga didorong oleh peningkatan permintaan yang tecermin dari penjualan rumah yang meningkat tajam pada triwulan laporan. (SAN)