Dua Subsektor Properti Ini Diprediksi Moncer di Tahun Politik

Salah satu kuncinya adalah pelaksanaan pemilu yang aman justru akan mendongkrak kinerja kedua subsektor properti tersebut.
0
83
subsektor properti

Jakarta – Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 diprediksi tidak akan mempengaruhi kinerja subsektor ritel dan kawasan industri. Salah satu kuncinya adalah pelaksanaan pemilu yang aman justru akan mendongkrak kinerja kedua subsektor properti tersebut.

“Kalau dari hasil riset kita, dari historical evidence baik sektor ritel maupun sektor kawasan industri itu justru mereka tidak slow down pada saat Pemilu,” kata Director Strategic Consultancy Knight Frank Indonesia Sindiani Adinata dalam Press Conference – Jakarta Property Highlight H1 (Retail and Industrial Sectors), Kamis, 7 September 2023.

Sindiana menjelaskan, berdasarkan pengalaman sebelumnya pelaksanaan pemilu yang aman dapat menjadi modal untuk menyakinkan investor. Bahkan pada pemilu sebelumnya, penyerapan kawasan industri justru mengalami peningkatan.

“Yang terjadi justru jika kita bandingkan tingkat penyerapan kawasan industri yang terjadi di 2018 dibandingkan waktu pemilu di 2019 justru meningkat. Karena pertama memang aman dan kedua untuk deal-deal penjualan lahan kawasan industri butuh waktu yang tidak sedikit,” katanya.

Kondisi serupa juga dialami oleh subsektor ritel. Pemilu yang berlangsung aman akan meningkatkan konsumsi di subsektor ritel.

“Bagaimana untuk sektor ritel? Ritel itu malah justru akan menikmati pertumbuhan konsumsi asal pemilunya aman,” imbuhnya.

Kinerja Semester I-2023

Untuk kawasan industri, hasil riset Knight Frank Indonesia memperlihatkan bahwa ada total pasokan sebesar 13.808 hektar saat ini. Sementara penjualan lahan kumulatif berkisar 67,5% atau positif dari semester sebelumnya.

Bekasi dan Karawang menjadi penyerap lahan di semester ini dan harga lahan juga masih stabil di paruh pertama tahun 2023. Bebeberapa site di koridor timur sedang mempersiapkan land bank-nya untuk dirilis akhir tahun ini sampai tahun depan.

“Saat ini top five occupier di greater Jakarta untuk industrial estate adalah dari sektor manufaktur, auto derive, DC, FMCG dan elektronik,” terang Senior Research Advisor Knight Frank Indonesia Syarifah Syaukat.

Sementara untuk subsektor ritel di Semester I-2023 tidak ada pasokan baru yang masuk sehingga total pasokan tetap di kisaran 4.913.911 m2. Sedangkan, tingkat okupansi ritel menurun tipis (0,1%) dari semester lalu menjadi 78,8%.

Namun, rerata harga sewa meningkat di angka Rp780.477 dan service charge juga meningkat di angka Rp157.266.

Secara umum, lima tenant terbesar yang masuk di paruh pertama tahun 2023 ini adalah berasal dari departement store, entertainment, lifestyle, fashion dan sport apparel. Jakarta akan mendapat tiga projec ritel baru pada akhir semester 2023. (SAN)