
Presiden Jokowi membuka acara TEI ke-37 di ICE, BSD City, Tangerang, Banten, Rabu (19/10/2022). (Foto: Humas Setkab/Jay)
Jakarta – Direktur Pelaksana (Managing Director) Dana Moneter Internasional (IMF), Kristalina Georgieva, menyebut Indonesia sebagai “titik terang di tengah kesuraman ekonomi dunia”. Perekonomian Indonesia di kuartal II 2022 masih bisa tumbuh dengan baik dan tertinggi di antara negara-negara G20.
“Minggu yang lalu, Managing Director IMF mengatakan bahwa Indonesia adalah titik terang di tengah-tengah kesuraman ekonomi dunia. Ini yang ngomong bukan kita loh ya, (tapi) Kristalina Managing Director-nya IMF,” ungkap Presiden dalam keterangan resminya, Rabu, 19 Oktober 2022.
Presiden Jokowi menjelaskan, kepercayaan global terhadap Indonesia semaik baik. Indonesia menjadi negara yang menjadi titik terang di antara kesuaman ekonomi dunia.
“Titik terang di antara kesuraman ekonomi dunia. Akan bagus kalau banyak yang menyampaikan seperti itu. Sehingga trust, kepercayaan global kepada kita akan makin baik karena memang kita harus hati-hati,” urai Presiden.
Presiden juga mendapatkan kabar bahwa saat ini ada 16 negara yang sudah menjadi “pasien” IMF dan 28 negara lainnya sedang mengantre di depan pintu IMF. Oleh karena itu, Presiden mengajak semua pihak untuk mensyukuri capaian ekonomi Indonesia yang masih tumbuh 5,44 persen di kuartal II tahun 2022.
“Saya masih meyakini di kuartal III ini kita juga masih tumbuh di atas 5, atau di atas 5,4 (persen) karena angka-angka yang kita lihat neraca dagang kita bulan yang lalu masih surplus 5,7 (persen), kredit tumbuh 10,7 persen, Indeks Kepercayaan Konsumen masih di angka 124,7,” ungkapnya.
Kunci Utama
Meskipun semua indikator berada pada kondisi yang baik, Kepala Negara mengingatkan semua pihak untuk terus bekerja keras. Pasalnya, hal tersebut merupakan kunci utama dalam menghadapi kondisi sulit seperti sekarang. Untuk itu, Presiden mendorong semua pihak untuk bekerja tidak hanya makro dan mikro saja, tetapi juga detail.
“Kerja sekarang memang harus lebih detail, dilihat satu per satu, dan dikejar, diselesaikan. Itulah kerja yang dilakukan oleh pemerintah saat ini. Enggak bisa lagi kita hanya kerja makro saja, bisa luput, bisa meleset,” ucapnya.
Lebih lanjut, Presiden menyebut bahwa kerja detail itu juga perlu dalam mengatasi inflasi. Di negara lain inflasi hanya menjadi urusan bank sentralnya saja. Untuk itu, di Indonesia inflasi harus diselesaikan dengan kolaborasi banyak pihak baik otoritas moneter, otoritas fiskal, hingga pemerintah daerah. (SAN