
Ilustrasi kota masa depan. (Foto: Freepik)
Jakarta – Untuk membangun kota masa depan, strategic foresight diperlukan sehingga mampu memenuhi tuntuan sebuah kota sebagai pusat produktivitas dan pertumbuhan, ruang hidup yang adil, tangguh, dan manusiawi. Namun kota masa depan menghadapi sejumlah tantangan, seperti komplektivitas yang dihadapi saat ini berupa perubahan iklim, tekanan demografis disrupsi teknologi, dan dinamika sosial-politik.
“Maka perlu transformasi fundamental. Mendesak untuk membingkai ulang perencanaan kota dengan pendekatan kecerdasan digital, keadilan sosial, dan ketahanan ekologis. Strategic foresight kita pakai sebagai alat navigasi perencanaan kota masa depan,” jelas Visiting Senior Fellow di ISEAS – Yusof Ishak Institute, Singapura, Yanuar Nugroho dalam Seminar Nasional Pembangunan Wilayah dan Berkelanjutan ke-3 “Membangun Perkotaan Cerdas, Inklusif, Tangguh Menuju Keberlanjutan Indonesia” secara daring, Rabu, 30 Juli 2025.
Yanuar menjelaskan, landasan konseptual strategic foresight adalah masa depan tidak diramalkan, atau diperkirakan. Akan tetapi masa depan itu dibentuk. Untuk itu, kota masa depan mengusung paradigma pembangunan dalam foresight, yakni dari predict-and-control menuju prepare-and-shape.
Foresight menyiapkan dan membentuk masa depan dengan tahapan, yaitu horizon scanning, yaitu identifikasi event, analisis trends, dan menentukan drivers for change. Kemudian Scenario Planning, yaitu mengembangkan skenario-skenario yang masuk akal (plausible), tidak hanya yang mungkin (possible). Terakhir, read mapping, yaitu membuat peta jalan perencanaan untuk tiap skenario, menentukan prioritas kebijakan, target dan indikator kunci.
Rektor Universitas Trisakti Kadarsah Suryadi mengatakan, penduduk perkotaan di Indonesia saat ini diperkirakan mencapai 68% dari total penduduk lebih kurang 284 juta. Jumlah penduduk perkotaan yang besar ini memberikan tekanan berat pada penegakan fungsi-fungsi perkotaan maupun fungsi wilayah dalam mencapai keberlanjutan pembangunan Indonesia.
Dalam mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan, kota masa depan tidak hanya dituntut menjadi pusat produktivitas dan pertumbuhan tapi juga ruang hidup yang adil, tangguh dan manusiawi. Maka dalam menghadapi kompleksitas perubahan iklim, tekanan demografi, disrupsi teknologi dan dinamika sosial politik, kota-kota di Indonesia ini dan juga di dunia ditantang untuk melakukan tranformasi fundamental.
“Oleh karena itu, muncul kebutuhan mendesak untuk membingkai ulang perencanaan kota dengan pendekatan kecerdasan digital, keadilan sosial dan ketahanan ekologis yang semuanya harus didorong oleh strategic foresight sebagai alat navigasi masa depan,” ucapnya.
Peran Penting Strategic Foresight
Strategic foresight memiliki peranan penting dalam pembangunan kota cerdas, yakni mengidentifikasi dan antisipasi disrupsi teknologi masa depan (AI, IoT, metaverse). Kemudian, assesment risiko bias digital dan ketimpangan akses di masa depan (digital divide forecasting) dan merancang kebijakan kota digital yang adaptif terhadap kemungkinan perubahan sosial.