Travel Bubble Batam-Bintan dan Singapura Telah Diaktivasi
JAKARTA – Penerapan travel bubble antara Batam (Nongsa) dan Bintan (Lagoi) dengan Singapura telah diaktivasi sejak 24 Februari 2022. Kebijakan tersebut diharapkan dapat menggerakkan kembali sektor perekonomian khususnya bisnis pariwisata di kedua pulau terluar Indonesia tersebut.
Travel Bubble merupakan kebijakan dua atau sekelompok negara untuk meniadakan karantina atau isolasi yang biasanya wajib untuk pelancong internasional saat akan memasuki sebuah negara di masa pandemi Covid-19.
Berdasarkan data Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) dari 23-25 Februari 2022 total jumlah wisatawan mancanegara (wisman) yang datang dari Singapura menggunakan Ferry Batam Fast dari Tanah Merah ke Nongsapura sebanyak 37 wisman dan 13 orang wisman lagi pada 26 Februari 2022, sehingga total tercatat 50 orang WNA Singapura.
Deputi Bidang Pemasaran Kemenparekraf, Nia Niscaya mengatakan sebanyak 37 WNA Singapura telah masuk ke Batam menggunakan skema travel bubble. Contohnya, para travel agents dan media dari negeri jiran tersebut. Kedatangan WNA Singapura sejak 23 Februari 2022 ini merupakan kick off dari skema jalur perjalanan vaksinasi laut atau Vaccine Travel Lane for Sea yang telah berlaku sejak 25 Februari 2022.
Langkah ini merupakan kolaborasi Kemenparekraf dengan berbagai Kementerian/Lembaga. Terutama Satgas Covid-19, BNPB, Kemenlu, Kemenhub, KKP, KBRI Singapura, dan Pemda Kepri. Ada pula kolaborasi dengan pelaku usaha industri pariwisata di Batam khususnya di wilayah Nongsa dengan koordinasi oleh Nongsa Sensation.
“Program ini akan dilanjutkan juga ke wilayah Lagoi, Bintan,” kata Nia dalam siaran persnya, Senin (28/2/2022).
Menurutnya, kegiatan Travel Bubble Famtrip di Batam dengan peserta travel agents dan media berjalan baik dan lancar. Sejumlah peserta memberikan catatan sebagai masukan terkait skema travel bubble, seperti perlu penyempurnaan dalam penerapan aplikasi Peduli Lindungi saat akan berangkat dari Tanah Merah Ferry Terminal, akibat tidak tersedianya Tanah Merah FT sebagai port keberangkatan.
“Keberadaan counter khusus APL di Tanah Merah FT akan sangat membantu kelancaran penggunaan aplikasi,” kata Nia.
Antisipasi
Di samping itu, counter pemeriksa eHAC yang saat ini baru tersedia satu unit perlu ada penambahan agar tidak terjadi antrian yang terlampau panjang. Ketersediaan free wifi di dalam pelabuhan juga penting agar peserta lebih mudah untuk mengakses aplikasi eHAC.
Kemudian jumlah counter PCR ke depan perlu ada penambahan agar tidak hanya dua unit dengan kecepatan hasil. Sehingga tidak perlu menunggu terlalu lama. Keberadaan petugas yang memandu ataupun pemberi keterangan akan sangat membantu sehingga peserta tidak perlu kebingungan lagi.
Sebelumnya Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno sempat meninjau kesiapan pelaksanaan travel bubble di Batam, Kepulauan Riau, dengan mengunjungi Pelabuhan Nongsapura.
Sandiaga mengatakan kebijakan travel bubble ini merupakan bentuk dari kebijakan pemerintah yang tepat sasaran, tepat manfaat, dan tepat waktu. “Harapannya, penerapan travel bubble dapat menjadi momentum kebangkitan ekonomi nasional. Khususnya bagi sektor pariwisata di Kepulauan Riau, serta membuka lapangan kerja seluas-luasnya,” kata Sandiaga. (MRI)