3 Sektor Properti Ini Diprediksi Moncer

Hotel, ritel dan industrial akan melanjutkan momentum pergerakan yang lebih positif pada tahun ini.
0
463
sektor properti

Jakarta – Sepanjang tahun 2023, beberapa sektor properti sudah mulai pulih, seperti hotel, sektor industri atau warehouse dan ritel. Namun, sektor perkantoran dan apartemen masih menghadapi banyak tantangan.

“Kemudian untuk tahun 2024, dari sektor yang mulai pulih tadi bisa mendapatkan momentumnya untuk ke arah yang lebih positif,” kata Head of Research Colliers Indonesia Ferry Salanto dalam Colliers Virtual Media Briefing, Rabu, 10 Januari 2024.

Ferry menjelaskan, hotel, ritel dan industrial akan melanjutkan momentum pergerakan yang lebih positif pada tahun ini. Sementara sektor perkantoran masih memerlukan waktu lebih lama untuk kembali pulih. Sedangkan, sektor apartemen akan memanfaatkan momentum untuk cemerlang karena lahirnya beberapa insentif yang dikeluarkan pemerintah di tahun 2024.

“Sektor perkantoran masih akan banyak tantangannya. Sementara untuk sektor apartemen kemungkinan akan mengambil momentum positif terutama dari beberapa insentif yang sudah dikeluarkan oleh pemerintah,” imbuh Ferry.

Selain itu, lanjut Ferry, adanya proyeksi suku bunga bank akan lebih disesuaikan jika perekonomian lebih stabil dapat menjadi katalis bagi pertumbuhan sektor apartemen di 2024. Dari kondisi tersebut, sektor apartemen diprediksi akan mengalami pemulihan pada tahun ini walaupun belum bisa menyamai kinerja tahun-tahun sebelumnya.

Performa Sektor Properti

Pada sektor perkantoran di 2023, suplainya cukup banyak, yakni hampir 350 ribu m2 di area CBD Jakarta. Secara keseluruhan, permintaan pada tahun ini sudah naik, baik di CBD maupun di luar CBD dibandingkan dengan 3 tahun sebelumnya.

Adapun tingkat hunian ruang perkantoran di paruh keempat 2023 di area CBD mencapai 73,4% dan di luar CBD sebesar 75,0%. Meskipun sudah mulai mengalami kenaikan, jumlah pasok yang cukup tinggi pada tahun depan diperkirakan akan kembali menekan tingkat hunian di luar CBD. Sementara, tarif dasar sewa pada ke dua area di Jakarta mulai terkoreksi karena beberapa gedung menurunkan tarif dasar sewa mereka.

Kemudian untuk sektor ritel, pasokan baru tidak ada penambahan dalam dua tahun terakhir di Jabodetabek. Total pasok Jakarta 4,89 juta m2, sedangkan di Bodetabek menyentuh angka 3 juta m2. Penambahan pasok diperkirakan akan terjadi pada tahun depan. Baik di Jakarta maupun BoDeTaBek akan mengalami penambahan pasokan masing-masing sekitar 170 ribu m2.

Sementara di sektor apartemen, jumlah unit yang rampung tahun 2023 hampir empat kali lebih banyak dibandingkan tahun 2022. Diperkirakan 9,743 unit akan rampung hingga tahun 2026. Hampir 50% unit dari area Jakarta Selatan. Terdapat 10,581 stock unit yang memenuhi syarat untuk mendapatkan insentif PPN. Unit kelas menengah ke bawah (Rp500 –650 juta) mendominasi stock tersebut.

Terakhir untuk sektor perhotelan, baik di Jakarta, Bali maupun Surabaya di Q4 2023 ini menunjukkan trend positif. Pasar hotel Jakarta dan Surabaya masih didominasi oleh pasar pemerintahan dan swasta khususnya dari kegiatan MICE. Sedangkan Bali sudah mulai terus kedatangan wisatawan yang akan berlibur.

Pasar di Bali selain dari wisatawan yang berlibur juga mulai banyak kegiatan MICE terutama dari pemerintahan. Di akhir Desember 2023 kondisi perhotelan Jakarta dan Surabaya agak melambat, karena akhir tahun bisnis mulai libur. Selain itu persiapan pemilihan presiden juga akan membuat pelaku bisnis cenderung “wait and see”. (SAN)