Bank Fokus Perumahan Harapan Pemulihan Ekonomi Nasional

Foto Istimewa
JAKARTA- Saat membuka Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Persatuan Perusahaan Realestat Indonesia (REI) 2021 pada akhir tahun lalu Presiden Joko Widodo mengatakan bahwa properti merupakan sektor yang strategis. Pasalnya, aktivitas pembangunan perumahan berkontribusi sekitar 13,6% terhadap produk domestik bruto (PDB) nasional pada 2020.
“Kebangkitan industri properti ini sangat penting, karena memiliki rantai pasok yang tinggi ke industri turunannya,” tegas Jokowi.
Ya, sektor properti berkaitan erat dengan 172 bisnis lain. Karena dianggap penting, pemerintah memberikan beberapa stimulus untuk pemulihan sektor properti. Stimulus tersebut dalam bentuk kebijakan Pajak Pertambahan Nilai Di Tanggung Pemerintah (PPN DTP) dan kebijakan uang muka (down payment/DP) nol persen.
Kebijakan-kebijakan ini telah memberikan dampak pergerakan pasar untuk segmen masyarakat berpenghasilan menengah ke atas.
Pengamat Properti, Aleviery Akbar mengatakan, stimulus yang diberikan pemerintah tersebut mampu mendongkrak pertumbuhan penjualan properti. Karena itu dia berharap pemerintah dapat terus memberikan relaksasi kebijakan untuk sektor properti bangkit.
“Insentif pemerintah atas PPN, BPHTB, LTV jika terus berlanjut di tahun 2022 maka penjualan rumah tapak akan terus tumbuh karena kebutuhan primer masyarakat adalah rumah seharga di bawah Rp2 miliar,” kata Aleviery Akbar, Rabu (9/3/2022).
Andalan
Dia menambahkan, sektor properti dan perbankan merupakan dua sektor yang berkesinambungan. Kedua industri ini juga harapannya bakal menjadi andalan pemulihan ekonomi pasca pandemi Covid-19.
Menurut Aleviery Akbar, bank terutama bank fokus perumahan seperti Bank Tabungan Negara (BTN) menjadi harapan untuk memacu pemulihan ekonomi nasional dari sektor properti khususnya perumahan.
“Karena BTN mempunyai track record yang sangat panjang dalam mengurusi sektor perumahan yang berdampak pada 174 industri ikutannya,” kata dia.
Bank BTN pada tahun ini menargetkan kredit dan pembiayaan perseroan tumbuh 9%-11%. Untuk mencapai target pertumbuhan kredit tersebut, BTN akan mengoptimalkan program perumahan nasional antara lain dari KPR FLPP, KPR BP2BT dan KPR Tapera.
Selain itu, perseroan menargetkan Dana Pihak Ketiga (DPK) tumbuh 9%-11%, laba bersih naik di kisaran 10-13%. Perseroan juga menargetkan NPL gross membaik pada kisaran 3,4%-3,5%. (MRI)