Turun 27%, Investasi Real Estat Komersial Asia Pasifik Capai USD 129 Miliar

Ilustrasi investasi real estat Asia Pasifik. (Foto: Istimewa)
Jakarta – Investasi real estat komersial di Asia Pasifik turun sebesar 27% dari tahun ke tahun di tengah siklus suku bunga yang mengetat dan ketidakpastian ekonomi global.
“Investor mengatur ulang strategi penanaman modal jangka pendek pada tahun 2022 dengan tetap berkomitmen pada prospek jangka panjang pasar real estat Asia Pasifik,” kata CEO Capital Markets, JLL Asia Pasifik Stuart Crow dalam keterangan tertulisnya, Rabu, 18 Februari 2023.
Menurut data dan analisis dari konsultan real estat global JLL, investasi langsung di sektor real estat komersial Asia Pasifik mencapai USD129 miliar pada 2022, sesuai dengan prediksi JLL.
Aktivitas investasi di kuartal keempat mengalami penurunan sebesar 41% di seluruh Asia Pasifik.
Namun, pergerakan modal sebesar USD30,7 miliar pada periode Oktober-Desember menunjukkan kenaikan sebesar 12% secara kuartalan atau per 3 bulan (quarter to quarter).
Stuart menjelaskan, penentuan harga akan terus menjadi prioritas bagi investor di tahun 2023 dan akan memengaruhi strategi penanaman modal di paruh pertama tahun ini seiring semakin ketatnya perbedaan harga penjualan dan pembelian (bid-ask).
“Kabar baiknya, faktor-faktor termasuk pembukaan kembali China, pemulihan di Jepang, dan keyakinan bahwa Asia Pasifik akan menjadi kawasan yang paling tidak terdampak oleh perlambatan ekonomi global, menjadi pertanda baik untuk dimulainya kembali aktivitas investasi di paruh kedua tahun ini,” jelasnya.
Pasar Terbaik
Kinerja pasar terbaik diperlihatkan oleh Singapura muncul di kawasan ini pada tahun 2022 dengan kenaikan total nilai investasi real estat komersial sebesar 53% secara tahunan.
Singapura berhasil menarik investasi langsung senilai USD14,2 miliar, yang didukung oleh kuatnya aktivitas pasar pada semester pertama dan transaksi portofolio ritel yang cukup besar di bulan Desember.
Sementara itu, daya tarik Hong Kong meningkat pasca melonggarnya pembatasan Covid-19. Meskipun dengan nilai investasi setahun penuh sebesar USD7,7 miliar, total nilai investasi pada tahun lalu menurun dari tahun ke tahun sebesar 24%.
Sementara itu, Korea Selatan menjadi pasar investasi paling aktif di 2022 dengan transaksi mencapai USD 26,2 miliar, meskipun telah mengalami penurunan 11% secara tahunan.
Di lain sisi, China, didorong oleh peningkatan aktivitas di kuartal keempat, menarik investasi sebesar USD 24,8 miliar, turun 37% secara tahunan. Kelanjutan rebound di kuartal keempat meningkatkan volume investasi di Jepang menjadi USD 24,7 miliar, turun 40% dari tahun 2021.
Lantas, Australia, bergulat dengan ketidaksinambungan antara ekspektasi pembeli dan penjual, mencatatkan penurunan investasi sebesar 38% secara tahunan menjadi USD 20,9 miliar. (SAN)