Permintaan Ruang Kantor Asia Pasifik Bakal Melonjak di 2022

Menurut laporan Catch '22, pasar perkantoran Asia Pasifik telah menunjukkan ketahanan yang luar biasa.
0
225
Ilustrasi Pasar Perkantoran Asia Pasifik

Jakarta – Laporan terbaru Cushman & Wakefield berjudul “Catch ’22 – Asia Pacific Commercial Real Estate Outlook 2022” menyebutkan, permintaan ruang kantor diperkirakan akan meningkat lebih lanjut menjadi 6,7 juta m2 di kawasan Asia Pasifik. Permintaan ruang kantor kembali meningkat sekitar 7,7 juta m2 pada tahun 2023.

“Meskipun penerapan kondisi kerja yang fleksibel kemungkinan akan lebih luas diadopsi di seluruh kawasan, dampaknya terhadap permintaan diperkirakan akan relatif diredam karena keinginan karyawan untuk bekerja secara fleksibel lebih rendah di Asia Pasifik daripada di AS dan Eropa,” jelas Kepala Insight & Analisis, Asia Pasifik di Cushman & Wakefield, Dr. Dominic Brown dalam keterangan resmi yang masuk ke meja redaksi industriproperti.com, Senin 13 Desember 2021.

Menurut laporan Catch ’22, pasar perkantoran Asia Pasifik telah menunjukkan ketahanan yang luar biasa. Pasar Perkantoran Asia Pasifik menjadi satu-satunya kawasan yang mencatatkan penyerapan bersih positif selama berapa kuartal berturut-turut.

Meskipun kekosongan secara regional meningkat, terjadi hanya secara terbatas dan terutama mendapat dorongan dari penawaran yang melebihi permintaan. Pada akhirnya hanya memberikan sedikit tekanan kepada harga sewa.

Prospek kawasan ini sama optimisnya dengan permintaan kantor selama tahun 2021 yang asumsinya mencapai 5,1 juta m2. Angka ini adalah 77 persen di atas level pada tahun 2020 meskipun sebagian besar wilayah memasuki kembali lockdown yang berkepanjangan beberapa bulan lalu dan juga karena rekor permintaan di pasar Tier 1 di Tiongkok daratan.

Ke depan, proyeksi pertumbuhan lapangan kerja dan “kembali ke kantor” secara bertahap – kemungkinan akan mengimbangi hambatan yang berasal dari penerapan kondisi kerja jarak jauh. Tingkat kekosongan regional perkiraannya akan meningkat menjadi 18 persen pada tahun 2023.

Hal ini menyamarkan fakta bahwa banyak pasar di seluruh wilayah memasuki periode pasokan yang terbatas selama dua tahun ke depan. Sebaliknya, angka regional pengaruh dari pasar India yang menyumbang 50 persen dari peningkatan kekosongan hingga 2023.

Perkantoran di Jakarta

Di tingkat sub-regional, permintaan kantor akan meningkat di sebagian besar negara pada tahun 2022. Selain itu, banyak negara yang perkirakannya akan menerima jumlah pasokan baru di bawah rata-rata.

Dengan permintaan yang pulih dan pasokan yang relatif teredam, harga sewa akan mencapai titik terendah pada akhir 2021 hingga awal 2022. Rendahnya sewa sekitar 12 bulan lebih awal dari perkiraan pada awal tahun ini. Singapura, Seoul, Bengaluru, dan Pune memiliki prospek pertumbuhan harga sewa terkuat.

Sementara itu, pasar perkantoran Jakarta diproyeksikan masih dalam kondisi kelebihan pasokan selama tahun 2022. Sebab, adanya pasokan baru sekitar 195.000 m2 tetapi tidak sebanding dengan adanya pemulihan dan permintaan baru yang sepadan selama tahun 2022.

Tarif sewa akan tetap di bawah tekanan selama 2022. Sementara serviced charge kemungkinan akan meningkat setelah dua tahun tidak mengalami penyesuaian. (SAN)