REI Kalsel Studi Banding ke Proyek Perumahan di Banten
Jakarta – DPD REI Kalimantan Selatan (Kalsel) berupaya meningkatkan kemampuan anggotanya dalam penyediaan hunian layak bagi masyarakat Banua. Salah satunya melalui studi banding ke perumahan milik anggota REI Banten yang lebih maju pengembangan bisnis perumahan subsidi maupun komersial.
“Ada banyak hal baru yang kami peroleh dari kegiatan studi banding ke daerah lain. Dengan begitu kami bisa mengaplikasikannya setelah kembali ke Kalsel,” papar Ketua DPD REI Kalsel Ahyat Sarbini, dalam keterangan pers yang diterima industriproperti.com, Rabu, 28 Februari 2024.
Menurut Ahyat, Banten menjadi tujuan studi banding pada 19 – 20 Februari 2024 karena daerah tersebut masuk lima besar nasional dalam penyediaan rumah layak huni bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR). “Salah satu perumahan MBR di Banten bahkan meraih penghargaan emas dalam ajang FIABCI Indonesia-REI Excellence Awards 2023 pada Desember 2023 lalu. Itulah sejumlah pertimbangan mengapa kami melakukan studi banding ke Banten,” ujar Ahyat.
Ahyat mengakui bahwa secara konsep, hunian layak terjangkau karya developer anggota REI Banten memiliki nilai jual yang tinggi. Untuk itu, pihaknya berharap hasil studi banding tersebut dapat diterapkan oleh anggota REI Kalsel di daerahnya. “Selain strategi pemasaran, desain rumah sangat memengaruhi minat calon konsumen. Di hari pertama kegiatan studi banding, terdapat tiga perumahan MBR yang kami kunjungi. Salah satu proyek tersebut mampu menjual 1.000 unit dalam setahun,” tukasnya.
Rombongan meninjau tiga proyek hunian MBR, yakni Perumahan Pondok Taktakan Indah yang mencatat rekor penjualan hingga 1.000 unit dalam setahun. Berikutnya, Harmony Residence, peraih penghargaan kategori gold pada FIABCI Indonesia-REI Excellence Awards 2023. Terakhir adalah Perumahan Pondok Pengampelan Indah, proyek hunian dengan desain rumah minimalis.
Ahyat mengutarakan, ketersediaan infrastruktur di lingkungan perumahan tipe 36 di tiga lokasi itu sangat mumpuni. Kendati hunian MBR, fasilitas infrastrukturnya sudah selayaknya rumah komersial. Tersedia gerbang yang mentereng, serta infrastruktur jalan yang memadai yakni jalan cor dan berlapis paving block. “Mereka bisa membangun satu perumahan dengan jumlah unit yang banyak karena kavlingnya relatif kecil yaitu 6×10 meter. Sedangkan di Kalsel, ukuran luas kavling memang relatif lebih besar,” kata Ahyat.
Perumahan Komersial
Sebanyak 29 peserta studi banding rombongan REI Kalsel ke Banten juga menyambangi lokasi perumahan non subsidi. Adapun hunian tersebut adalah Cilegon Park dan CitraGarden BMW yang tertata baik dengan kemasan promosi menarik.
“Dari studi banding tersebut pengurus dan anggota REI Kalsel mendapat pengetahuan dan wawasan untuk meningkatkan penjualan. Antara lain mengenai desain, tata kelola proyek, pemasaran, perizinan dan pertanahan,” tutur Ahyat.
Usai studi banding, pengurus dan anggota REI Kalsel juga melakukan wisata religi ke wilayah kota lama Banten. Mereka melaksanakan ibadah di masjid, mengunjungi museum Banten, serta berziarah ke makam Sultan Maulana Hasanuddin, pendiri sekaligus sultan pertama yang memimpin Kesultanan Banten. (BRN)