
FIABCI World President Elect 2022-2023 Budiarsa Sastrawinata. (Foto: Istimewa)
Jakarta – FIABCI World President Elect 2022-2023 Budiarsa Sastrawinata mengungkapkan property development melibatkan perencanaan, perancangan, konstruksi dan kemudian pemeliharaan bangunan.
“Sektor properti diperkirakan menyumbang 40% dari emisi karbon global dengan 27%-nya disumbangkan oleh building maintenance dan 11% dari bahan bangunan dan proses konstruksi,” jelas Budiarsa Webinar “Low Carbon Property Development Strategier and Best Practices” pada Jumat, 12 Mei 2023.
Budiarsa menjelaskan, ada beberapa strategi yang bisa dilakukan untuk menerapkan low carbon property development. Penerapan tersebut diharapkan dapat mengurangi dampak efek rumah kaca.
Langkah yang bisa dilakukan untuk mengaplikasikan low carbon property development, antara lain passive design, renewable energy, energy efficient appliances, green building materials, zero waste construction dan educations.
Pada kesempatan yang sama, Dirjen EBTKE Kementerian ESDM Dadan Kusdiana mengatakan, Zero energy building merupakan tahapan pengurangan konsumsi energi dalam bangunan baik itu peralatan dan penunjangnya yang dapat di dapai dengan menerapkan Energy Management System pada bangunan berdasarkan pada ISO 50001 Energy Management Systems.
“Untuk mencapai target nearly zero energy building dan net zero energy building dilakukan dengan menggunakan energi terbarukan dalam bangunan. Contohnya adalah dengan mengimplementasikan solar rooftop pada bangunan di Indonesia,” jelasnya.

Webinar “Low Carbon Property Development Strategies and Best Practices”.
Kontribusi Emisi Karbon
Kontribusi emisi karbon dari commercial building and property sector, imbuhnya, memberikan dampak yang besar terhadap konversi energi terbarukan.
“Pemerintah berkomitmen untuk penurunan emisi karbon. Target penurunan emisi karbon pada tahun 2030 adalah 32%,” ucap Dadan.
Adapun Vice President Legislation and Environment FIABCI Ignesjz Kemalawarta menuturkan, Dampak emisi karbon adalah bumi semakin panas, beberbagai kerusakan akibat suhu bumi tinggi.
Kemudian upaya mitigasi yang dilakukan untuk mengurangi dampak emisi karbon adalah kesepakatan dunia untuk menjaga suhu bumi <1,5 derajat Celcius pada 2025, dan diperlukan pengurangan emisi karbon dari semua negara, termasuk Indonesia.
Ignesjz melanjutkan kontribusi emisi karbon secara global per sektor adalah 11% berasal dari building and material construction, 28% dari building operations, 30% industry, 22% transportation dan sisanya 9% lain-lain. (SAN)