Gelar Pameran, REI DIY Optimistis Sektor Properti Pulih di 2022

0
607

JAKARTA – Dewan Pengurus Daerah Realestat Indonesia Daerah Istimewa Yogyakarta (DPD REI DIY) didukung PT Mavindo Pratama kembali menggelar Amazing Property Expo 2021. Pameran ini merupakan agenda tahunan DPD REI DIY untuk memenuhi kebutuhan hunian dan investasi properti masyarakat di daerah tersebut.

Amazing Property Expo 2021 akan berlangsung dari 15-26 Desember 2021 menampilkan produk properti dari 27 pengembang anggota DPD REI DIY berupa rumah hunian, apartemen, perkantoran, hingga ruang niaga. Event yang juga menampilkan 5 stand perbankan dan 3 pendukung perumahan ini menerapkan standar protokol kesehatan di setiap booth.

“Pameran offline ini untuk kedua kalinya kami adakan dalam 1,5 tahun terakhir. Dengan mempertemukan pengembang dan pembeli secara langsung tanpa mengesampingkan protokol kesehatan, diharapkan event ini dapat mempermudah masyarakat untuk menemukan properti sesuai dengan kebutuhannya,” ujar Ketua DPD REI DIY Ilham Muhammad Nur dalam siaran persnya, Jumat (17/12).

Menurutnya, Amazing Property Expo tahun 2021 ini diharapkan dapat memulihkan kepercayaan masyarakat di sektor properti di tengah isu krisis global.

Ilham mengajak masyarakat untuk tidak perlu takut bertransaksi di sektor properti saat ini baik untuk kebutuhan tempat tinggal maupun sebagai instrumen investasi. Dengan membeli properti saat ini,ungkapnya, ada dua keuntungan sekaligus yang dilakukan konsumen yaitu apresiasi investasi di masa yang akan datang dan ikut berperan dalam pemulihan ekonomi nasional khususnya di DIY.

“Justru inilah waktu yang tepat untuk melakukan pembelian properti karena ada insentif pajak dari pemerintah sampai akhir tahun ini, dan banyak promo menarik akhir tahun dari pengembang,” kata Ilham.

Pemulihan Pasar

Ilham menegaskan, pihaknya optimistis sektor properti di DIY akan pulih di 2022, terlebih di segmen komersial (non-subsidi). Bahkan saat ini, meski masih di tengah masa pandemi, beberapa pengembang di Yogyakarta justru sudah aktif melakukan ekspansi dengan meluncurkan produk baru.

“Jadi kondisi saat ini tidak menyurutkan semangat pengembang di Yogyakarta, kami justru bersemangat pasar properti akan membaik termasuk dengan rutin menggelar pameran seperti ini,” kata Ilham.

Ditambah lagi, DIY memiliki konsumen yang tidak terbatas regional saja, namun nasional. Menurut Ilham, minat konsumen yang ingin memiliki rumah di DIY masih sangat tinggi, baik untuk ditempati keluarga, juga untuk kebutuhan investasi. Secara harga, rumah-rumah yang banyak dicari berkisar antara Rp200 hingga Rp500 juta per unit.

Harga tanah dan properti di Yogyakarta setiap tahun semakin melambung tinggi terlebih dengan masifnya pembangunan jalan tol. Ilham menyebutkan harga lahan di sekitar tol dan beberapa daerah di sekitarnya bisa naik 40% hingga 50% akibat adanya proyek jalan tol.

“Sebelum ada jalan tol tanah di sekitarnya dijual dengan harga Rp1 juta per meter persegi, beberapa waktu lalu saya ditawari sudah Rp1,5 juta, per meter,” papar Ilham.

Di sisi lain, akibat pembangunan tol, dia memprediksi akan ada kantong-kantong permukiman baru di Yogyakarta di arah barat-utara. Pengembang yang tergabung dalam REI pun sudah mulai berkoordinasi dengan pemerintah daerah untuk merealisasikan kawasan-kawasan permukiman baru tersebut. (MRI)