
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita (Foto: Kemenperin)
Jakarta – Sektor manufaktur mencetak hattrick seiring kenaikan kinerja selama tiga bulan berturut-turut pada awal tahun 2023. Hal ini tercermin dari hasil survei yang dirilis S&P Global yang menunjukkan capaian Purchasing Managers’ Index (PMI) manufaktur Indonesia pada Maret 2023 di posisi 51,9. Angka itu naik dibanding bulan sebelumnya yang menempati level 51,2.
“Fase ekspansi di bulan Maret jadi ikut memperpanjang periode perbaikan kondisi industri manufaktur kita selama 19 bulan berturut. Apalagi, laju pertumbuhan PMI di bulan Maret merupakan yang tercepat sejak bulan September lalu,” kata Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita dalam siaran persnya, di Jakarta, Senin, 3 April 2023.
Menperin mengemukakan, tingkat ekspansi PMI sektor manufaktur Indonesia sejalan dengan hasil Indeks Kepercayaan Industri (IKI) yang menunjukkan nilai ekspansi sebesar 51,87. “PMI manufaktur dan IKI pada Maret 2023 sama-sama menunjukkan bahwa posisi ekspansi didukung oleh permintaan baru dari domestik yang meningkat. Kami optimis, dengan akselerasi pada realisasi belanja Produk Dalam Negeri, permintaan baru akan semakin meningkat di periode selanjutnya,” paparnya.
Peningkatan permintaan domestik mendorong meningkatnya output dan tenaga kerja. Selain itu, kinerja vendor meningkat dan dan transportasi semakin baik sehingga persediaan bahan baku meningkat dan hambatan produksi berkurang. “Hal ini memacu kinerja industri untuk menyelesaikan pesanan lebih cepat,” jelas Menperin.
Meskipun biaya input masih meningkat, industri tidak lagi meneruskan kenaikan tersebut ke harga produknya. Dengan begitu, ekspansi PMI tidak lepas dari peningkatan kinerja internal perusahaan dan upaya pemerintah dalam menjaga pasar dalam negeri dan perbaikan iklim usaha industri.
Pacu Produktivitas
Hambatan pasokan di sektor manufaktur Indonesia semakin berkurang pada bulan Maret sehingga waktu pemenuhan pesanan semakin pendek. Hal ini didukung kinerja pemasok dan transportasi yang lebih baik.
Kemenperin fokus untuk memacu produktivitas di sektor industri sekaligus memperkuat pasar dalam negeri, dengan mengoptimalkan penggunaan produk lokal dan substitusi impor. Upaya ini sesuai arahan Presiden Joko Widodo pada gelaran Business Matching Produk Dalam Negeri beberapa waktu lalu, bahwa pembelian produk lokal dapat mendongkrak pertumbuhan ekonomi nasional dan mendukung daya saing industri di tanah air.
Jingyi Pan selaku Economics Associate Director S&P Global Market Intelligence menyampaikan, tekanan pasokan menjadi lebih mudah diatur. Sebab waktu pengiriman dari pemasok lebih cepat sementara inflasi harga input masih di bawah rata-rata 12 bulan, mewujudkan efektivitas tingkat kenaikan sebelumnya. “Sentimen bisnis bertahan positif di antara produsen di Indonesia pada akhir triwulan pertama, serta tingkat kepercayaan diri dalam bisnis yang membaik,” kata Pan.
PMI manufaktur Indonesia pada Maret 2023 kembali mampu melewati PMI pusat manufaktur terbesar dunia yaitu China di angka 50,0. Indeks PMI manufaktur Indonesia juga kembali melampaui PMI ASEAN (51,0). Adapun PMI manufaktur negara-negara di kawasan ASEAN yaitu Malaysia (48,8), Vietnam (47,7), Taiwan (48,6), Jepang (49,2), Korea Selatan (47,6), Inggris (48,0), Amerika Serikat (49,3), dan Jerman (44,4). (BRN)