Kinerja Hotel di Jakarta dan Bali Cenderung Meningkat

Kawasan hotel The Nusa Dua Bali/Foto ITDC
JAKARTA – Penghapusan karantina bagi pelaku perjalanan luar negeri (PPLN) turut mendongkrak kinerja hotel di Jakarta dan Bali, mengingat hal ini menarik bagi pelaku perjalanan bisnis dan wisata.
“Peningkatan kinerja hotel di Jakarta dan Bali juga akan dipicu oleh gelaran Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 pada pertengahan November mendatang,” ungkap Senior Associate Director Research Colliers International Ferry Salanto dalam keterangannya yang dikutip Jumat (7/10/2022).
Dia memprediksi, hingga akhir tahun ini kondisi bisnis perhotelan di Jakarta dan Bali cenderung terus mengalami peningkatan.
Colliers memperkirakan pada tahun depan jumlah wisatawan asing yang datang ke Bali akan bertambah sehingga mengangkat performa hotel di Pulau Dewata itu. Oleh karena itu, hingga akhir 2022 peluang ini bisa dimanfaatkan oleh pelaku perhotelan untuk bersiap menerima wisatawan lebih banyak lagi, khususnya wisatawan asing.
Untuk Jakarta, lanjut dia, masih cukup banyak agenda kegiatan luar jaringan atau luring seperti konser musik yang menjadi potensi bagi industri hotel. Selain itu, saat ini semakin banyak perjalanan bisnis dan dinas yang diadakan baik oleh pemerintah, korporasi swasta maupun individu yang dapat membantu tingkat keterisian hotel.
Ferry mengatakan, pasokan hotel di Jakarta selama kuartal III-2022 akan bertambah 220 kamar, sedangkan di Bali tidak ada penambahan kamar hotel.
Pemulihan Pariwisata
Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Bali juga berkeyakinan pemulihan pariwisata di Bali akan semakin cepat dengan adanya KTT G20.
Wakil Ketua PHRI Bali, I Gusti Ngurah Suryawijaya mengatakan event G20 yang akan dihadiri para kepala negara dan kepala pemerintahan negara anggota G20 akan menjadi momentum membangun kembali citra positif pariwisata Bali di mata internasional setelah dihantam adanya pandemi Covid-19.
“Negara-negara G20 memegang 80% perekonomian dunia. Jika event G20 sukses, maka pemulihan pariwisata Bali bisa lebih cepat terjadi,” tegasnya.
Selain KTT G20, percepatan pemulihan pariwisata Bali juga dilakukan melalui promosi yang masif yang melibatkan kedutaan Indonesia di luar negeri, serta agen travel di Indonesia dan luar negeri.
Satria Wei, Head of Hospitality Services Colliers Indonesia, mengatakan tingkat hunian hotel di Bali akan terus meningkat karena pandemi yang makin mereda.
“Ke depan minat wisatawan asing untuk datang ke Bali akan semakin meningkat. Hal ini terbukti dengan adanya permintaan yang masuk dari wisatawan asing untuk melakukan kunjungan langsung ke Bali pada Agustus, September, Oktober dan bulan-bulan berikutnya,” kata dia.
Sinyal positif ini datang dari wisatawan asal Eropa dan Australia yang memang menjadi wisatawan unggulan di Bali.
“Dengan kondisi seperti ini, mereka masih memiliki antusias yang tinggi untuk dapat kembali berkunjung ke Bali menjelang akhir tahun 2022,” kata Satria. (MRI)