
Ilustrasi properti kota Jakarta. (Foto: Istimewa)
Jakarta – Tahun politik yang akan dijalani pada 2024 mendatang diprediksi akan berdampak terhadap kinerja sektor properti Tanah Air. Salah satu pengaruhnya adalah ekspasi bisnis sektor properti akan tertahan.
“Ekspansi yang akan hadir akan tertahan sementara di tengha kegiatan tahun politik. Ini tidak bisa dihindari. Itu akan berdampak hanya pada periode tersebut. Namun, pada semester berikutnya, kegiatan akan kembali normal dalam artian performa akan kembali membaik,” urai Senior Research Advisor Knight Frank Indonesia Syarifah Syaukat dalam Press Conference – Jakarta Property Highlight H1 2023 secara daring, Kamis, 24 Agustus 2023.
Syarifah menjelaskan, kondisi sektor properti di tahun politik nanti akan sedikit berbeda. Alasannya adalah tahun politik akan berbarengan dengan proses pemulihan setelah pra pandemi Covid-19.
“Ada kewaspadaan kumulatif yang perlu kita antisipasi karena tidak hanya tahun politik, tapi kita masih dalam masa transisi pemulihan setelah pandemi,” imbuhnya.
Adapun terkait kinerja subsektor properti di Semester I-2023 memperlihatkan tanda-tanda perbaikan dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Sebut saja pada subsektor kondominium yang mengalami peningkatan jumlah pasokan sejumlah 3.708 unit baru masuk di awal semester ini di Jakarta.
Dengan penambahan tersebut, total pasokan kondominium bertambah menjadi 236.684 unit dimana sekitar 5.303 unit baru akan diserah-terimakan hingga akhir tahun ini.
Sayangnya, laporan terbaru Jakarta Property Highlight H1 2023 yang dirilis Knight Frank Indonesia mencatat tidak adanya peningkatan (stagnan) penjualan kondominum Jakarta pada semester pertama tahun ini atau masih tercatat sebesar 95,6%.
Penjualan stok baru bahkan terkoreksi menjadi 59,5%, seiring adanya penambahan pasokan sejumlah 1,016 unit dari 3 proyek baru. Jadi walaupun penjualan masih belum terlalu meningkat, penambahan pasokan atau datangnya proyek baru di pasar subsektor kondominium memberikan optimisme bagi performa pasar properti.
Willson Kalip, Country Head dari Knight Frank Indonesia, menyebutkan bahwa pasar kondominium masih bergerak perlahan di tengah kompetisi dengan produk rumah tapak. “Namun, proyek kondominium segmen menengah dengan tingkat aksesibilitas yang memadai, seperti berlokasi di sekitar kawasan TOD dapat menjadi penggerak transaksi yang lebih aktif saat ini,” jelasnya.
Apartemen dan Perkantoran
Kemudian untuk subsektor apartemen di Jakarta pada semester pertama tahun 2023 memperlihatkan peningkatan jumlah sewa. Rerata sewa tercatat meningkat perlahan jika dibandingkan dengan semester sebelumnya, saat ini menjadi sebesar 61,2%.
Syarifah Syaukat menuturkan, berakhirnya pandemi yang ditandai dengan dicabutnya status pandemi di awal tahun ini membuka kembali pintu bagi datangnya para ekspatriat atau Warga Negara Asing (WNA) ke Indonesia. WNA kembali mewarnai pasar properti yang saat ini kebanyakan berasal dari negara-negara Eropa dan Asia (India, Jepang, Korea, dan Tiongkok).
”Hal ini berimplikasi terhadap kembali memulihnya keterisian ruang apartemen sewa secara perlahan untuk long-term commitment. Libur sekolah, libur nasional, dan cuti bersama turut juga memberi dampak positif pada perbaikan tingkat sewa apartemen sewa dari short-term stay,” terangnya.
Adapun beberapa kota di Asia Pasifik seperti Kuala Lumpur, Shenzen, dan Jakarta masuk ke dalam daftar kota dengan tingkat kekosongan ruang perkantoran yang cukup signifikan. Berdasarkan laporan dari Knight Frank, rerata ruang perkantoran yang kosong di area Central Business District (CBD) Jakarta sendiri tercatat lebih tinggi dibandingkan rerata ruang perkantoran kosong yang ada di kawasan Asia Pasifik yang berjumlah 14%.
Menanggapi performa sektor perkantoran Jakarta saat ini, Syarifah Syaukat mengatakan di tengah stok yang berlimpah dan terus bertambah, kedepannya sektor perkantoran masih harus melewati beberapa tantangan.
“Beberapa faktor yang menahan pulihnya sektor secara optimal diantaranya adalah belum pulihnya ekonomi, adanya perlambatan transaksi di subsektor perkantoran, dan persiapan menuju tahun politik. Hal tersebut kemudian menyebabkan subsektor ini terpaksa harus terus melanjutkan strategi bertahan di awal tahun,” tutupnya. (SAN)