
Pengembang REI Kalsel ikut pelatihan digital marketing (Foto: REI Kalsel)
Banjarmasin – Sebanyak 110 pengembang anggota Persatuan Perusahaan Realestat Indonesia (REI) Kalimantan Selatan (Kalsel) mengikuti pelatihan digital marketing. Kegiatan pelatihan ini merupakan salah satu strategi antisipasi turunnya kinerja sektor industri properti ditengah ketidakpastian kondisi ekonomi global.
“Saat ini pengembang memerlukan competitive advantage dari digital marketing. Bagaimana proyek kita menjadi salah satu yang dilihat dan diperhitungkan oleh pasar,” kata Andy Kesuma Natanael, saat menjadi narasumber Short Course Special Marketing Strategy, Implementation and Practice, yang diselenggarakan REI Kalsel, di Banjarmasin, Senin, 5 Mei 2025.
Andy mengakui bahwa kondisi bisnis properti tidak baik-baik saja. Setiap segmen properti mulai dari segmen perumahan bersubsidi, perumahan kelas menengah, hingga properti komersial menghadapi tantangan masing-masing. “Segmen perumahan bersubsidi terkendala problem Sistem Layanan Informasi Keuangan (SLIK) Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Ini terjadi akibat maraknya pinjaman online (pinjol) dan judi online (judol),” tutur Andy.
Sedangkan untuk segmen rumah kelas menengah menghadapi tantangan maraknya pemutusan hubungan kerja (PHK). “Akibatnya calon konsumen rumah menengah terpaksa menahan diri untuk bertransaksi rumah. Mereka lebih memilih untuk mengontrak rumah untuk melihat perkembangan perekonomian,” ucapnya.
Untuk segmen properti mewah, imbuh Andy, terganjal akibat calon konsumen memilih menunda pembelian unit properti segmen atas karena adanya kekhawatiran situasi ekonomi berdampak terhadap aktivitas bisnisnya. “Semua segmen konsumen perumahan mengalami permasalahan masing-masing,” urai Andy.
Pelatihan marketing yang diselenggarakan Senin, 5 Mei 2025, ini diikuti 110 peserta anggota REI Kalsel. Kegiatan ini menjadi rangkaian Musyawarah Daerah (Musda) XII REI Kalsel Tahun 2025.
Pelatihan ini mengulas aspek top of mind dan value of money yang harus diperhatikan oleh pelaku usaha properti di Kalsel. “Saat ini masyarakat sudah menjadi smart buyer. Strategi kita bagaimana menargetkan proyek properti kita masuk ke top of mind calon konsumen. Untuk selanjutnya, kita akan membuat proyek properti yang dikembangkan memiliki value of money sehingga diperhitungkan oleh pasar,” kata Andy.
Kedua aspek tersebut sangat krusial ditengah gempuran media sosial. “Media sosial saat ini menciptakan persaingan yang semakin ketat. Era pasar bebas saat ini memicu kecenderungan kompetisi borderless. Tidak mudah menggiring konsumen untuk datang ke kantor pemasaran dan langsung bayar uang tanda jadi,” kata Andi.
Manfaat Pelatihan Digital Marketing
Ketua REI Kalsel, Ahyat Sarbini mengatakan, organisasi harus mendukung aktivitas anggotanya dalam melakukan penjualan dan upaya meningkatkan kompetensi SDM pegawai perusahaan agar lebih profesional.

Pelatihan Digital Marketing (Foto: REI Kalsel)
“Anggota REI Kalsel perlu pengetahuan terkait digital marketing. Apalagi anggota REI sudah familiar dengan medsos seperti Facebook dan Instagram. Strategi pemasaran dengan menggunakan digital marketing akan mempermudah masyarakat dalam memperoleh informasi produk perumahan,” bebernya.
Ahyat mengungkapkan alasannya menyelenggarakan pelatihan setiap tahun untuk anggotanya. “Kami ingin mencetak kader-kader REI Kalsel untuk jadi pengusaha yang tangguh. Bukan hanya bicara bisnis propertinya saja, tapi juga sumber daya manusianya. REI adalah organisasi yang sangat dinamis dengan arah dan tujuan serta visi dan misi yang jelas. Kita harus terus berupaya melakukan pengembangan diri agar usaha tetap bisa berjalan optimal,” kata dia.
Terkait pembinaan terhadap anggota REI, pada kesempatan terpisah, Ketua Umum REI Joko Suranto, mengatakan bahwa asosiasi harus menyelenggarakan pengembangan kapasitas seluruh anggota. DPP REI menyambut baik sekaligus mengapresiasi langkah strategis REI Kalsel dalam upaya pembinaan anggotanya.
“Program capacity building untuk mengembangkan kapasitas seluruh anggota bisa bermanfaat untuk menumbuhkan bisnis properti. Kegiatan pelatihan juga mampu mencetak pengembang yang kompeten dan menghasilkan produk berkualitas yang tentunya disukai oleh masyarakat,” tutur Joko.
Ketua Panitia Pelaksana Diklat dan Musda XII REI Kalsel, Budi Harto menegaskan pelatihan digital marketing karena pemasaran merupakan ujung tombak dalam menumbuhkan kinerja perusahaan. “Selama ini pengembang anggota REI Kalsel masih kurang memahami dukungan teknologi berbasis aplikasi untuk meningkatkan pemasaran usahanya. Padahal, tidak perlu harus menyewa profesional di bidang tersebut, dari pihak internal perusahaan properti sendiri bisa membuat konten marketing properti,” pungkasnya. [end]