REI Beberkan Efek Pusat Perbelanjaan untuk Proyek Perumahan

Keberadaan suatu pusat perbelanjaan yang terintegrasi dengan pengembangan suatu kawasan perumahan menjadi keniscayaan.
0
412

Jakarta – Keberadaan suatu pusat perbelanjaan yang terintegrasi dengan pengembangan suatu kawasan perumahan menjadi keniscayaan. Selain sebagai fasilitas, peranan pusat perbelanjaan tentunya akan menjadi daya tarik yang atraktif bagi proyek properti.

“Ada pergeseran dari 20 tahun terakhir. Dulu pusat perbelanjaan hanya merupakan fasilitas. Di masa lalu, pusat perbelanjaan hanya sebagai basic need serta berskala neighborhood. Saat ini skalanya sudah regional,” papar Pelaksana Tugas Sekretaris Jenderal Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perusahaan Realestat Indonesia (DPP REI) Hari Ganie pada Indonesia Retail Summit 2022, di Gedung Sarinah, Jakarta, Selasa, 16 Agustus 2022.

Hari menjelaskan, keberadaan suatu pusat perbelanjaan di lingkungan perumahan juga akan menaikkan kualitas sebuah kawasan permukiman. “Pembeli unit perumahan tentunya akan mendapat manfaat dari hadirnya suatu properti komersial. Saya yakin bahwa dengan adanya pusat perbelanjaan maka bisa menaikkan harga jual rumah,” tukas Hari.

Berdasarkan data REI, ada sejumlah kota di Indonesia yang berpotensi untuk pengembangan subsektor properti komersial. Sebanyak 70 persen serapan pengunjung yang potensial masih didominasi oleh kota-kota skala metropolitan. “Misalnya, di wilayah Jakarta, Surabaya, Makassar, Medan dan Bandung,” tuturnya.

Sedangkan 20 persen serapan pasar berada di kota-kota berkategori emerging city, yaitu kota dengan tingkat pertumbuhan di atas rata-rata pertumbuhan ekonomi nasional. “Kota dengan kategori ini seperti di kawasan Bodetabek (Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi), Kota Yogyakarta, Solo, Semarang, dan Bali. Sedangkan sisanya, 10 persen berada di kota-kota yang memiliki sumber daya alam berlimpah,” ucapnya.

Kriteria Pangsa Pasar

Wakil Ketua Umum DPP REI Bidang Tata Ruang ini menyatakan, ada tiga klasifikasi dalam membaca peluang pasar pembangunan properti komersial. “Pertama adalah fast growing area di daerah yang economic base yang bagus. Bisa berupa daerah pusat industri, jasa, dan perdagangan,” urai Hari.

Kedua, daerah dengan ketersediaan infrastruktur pendukung yang memadai. “Ketiga yakni kawasan yang memang sudah ada pengembangan skala besar,” kata Hari.

Hari mencontohkan, kawasan itu antara lain seperti yang ada di Serpong, Cikarang atau Surabaya barat. “Jika kita mau lebih fokus lagi, di kawasan-kawasan yang memiliki pengembangan properti skala besar di areal lebih dari 500 hektare. Di Jabodetabek saja, ada 40 proyek properti kategori township berskala besar,” pungkasnya.

Himpunan Peritel dan Penyewa Pusat Perbelanjaan (Hippindo) menyelenggarakan kegiatan retail tahunan terbesar di nusantara. Mengusung tema “Recover Retail Together & Stronger“, Indonesia Retail Summit 2022 berupaya mendorong pemulihan industri retail nasional. Kegiatan ini merupakan upaya Hippindo mempercepat pemulihan ekonomi nasional dan memperkuat ekosistem retail Indonesia dengan berfokus memulihkan kembali retail offline melalui kolaborasi dengan produk lokal dan global. (BRN)