Geliatkan Ekonomi Rakyat, Program Pendampingan Desa Wisata Diluncurkan

0
441

JAKARTA – Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) meluncurkan Program Pendampingan Desa Wisata untuk meningkatkan kapasitas dan kompetensi pengelola desa wisata. Upaya ini sekaligus ditujukan untuk menggeliatkan ekonomi rakyat. Ditargetkan akan ada 244 desa wisata maju di 2024.

Menparekraf Sandiaga Uno dalam acara “Rapat Koordinasi dan Kick Off Pendampingan Desa Wisata” di Pullman Hotel, Kamis (20/1/2022), mengatakan, desa wisata memiliki kekuatan yang besar untuk membangun Indonesia sehingga mendorong terwujudnya kebangkitan ekonomi dengan terbukanya lapangan kerja.

“Tentu pondasi utamanya adalah sumber daya manusia, karenanya hari ini kita mulai pendampingan SDM desa wisata,” kata Menparekraf Sandiaga Uno dalam siaran persnya, Jumat (21/1/2022).

Dalam program ini, Kemenparekraf tidak berjalan sendiri, namun berkolaborasi dengan 16 komunitas dan 20 perguruan tinggi yang tersebar di berbagai daerah di Tanah Air. Program pendampingan ini merupakan salah satu wujud kebijakan yang tepat sasaran, tepat manfaat, dan tepat waktu yang didasarkan atas kebutuhan masyarakat. Dalam hal ini adalah para pengelola desa wisata.

Menparekraf Sandiaga menjelaskan, dari hasil kunjungannya ke-75 desa wisata selama tahun 2021, dia mendengar langsung aspirasi masyarakat akan kebutuhan pendampingan dan peningkatan kapasitas SDM.

“Saya melihat kebutuhan masyarakat adalah peningkatan SDM, bukan hanya digitalisasi untuk bisa berjualan produk ekonomi kreatif, tapi bagaimana SDM ini bisa memberikan suatu pengalaman yang menarik dan kenangan terindah dalam kunjungan wisatawan ke desa wisata,” kata Sandiaga.

Karena itu diharapkan melalui pendampingan ini para pengelola desa wisata benar-benar dapat memberikan pelayanan yang baik bagi wisatawan.

Sandiaga ingin desa wisata dapat menyambut wisatawan sama seperti ketika para pelancong datang ke destinasi wisata unggulan. Antara lain dengan penerapan protokol kesehatan berbasis CHSE yang terintegrasi ke aplikasi PeduliLindungi.

Selain itu kenyamanan dan keamanan yang sama dengan di hotel ketika mereka menginap di homestay desa wisata. Tidak perlu mewah, kata Sandiaga, tetapi sesuai dengan standardisasi yang ada.

“Di tahun 2021, saat pariwisata mengalami banyak tantangan, kunjungan wisatawan desa wisata berdasarkan data justru meningkat 30 persen. Oleh karena itu harus kita gunakan momentum ini untuk mendukung pemulihan ekonomi,” ujar Menparekraf.

Pendampingan Serentak

Deputi Bidang Sumber Daya dan Kelembagaan Kemenparekraf, Wisnu Bawa Tarunajaya, menjelaskan, program pendampingan dijadwalkan berlangsung mulai 1 hingga 28 Februari 2022.

Para pendamping yang mewakili komunitas akan live in selama 2 minggu di desa wisata untuk memberikan pendampingan yang akan difokuskan pada tahapan coaching, supervisi, monitoring, evaluasi, dan pelaporan.

“Jadi mereka akan melakukan pendampingan secara serentak di 87 desa wisata yang tersebar di 22 provinsi,” kata Wisnu.

Terdapat dua modul yan menjadi dasar pendampingan, yakni modul Sadar Wisata yang meliputi Sapta Pesona, pelayanan prima dan CHSE, serta modul Pengembangan Potensi Produk Pariwisata yang meliputi exploring, packaging dan presentation.

Menurut Wisnu, nantinya pengelola desa wisata dapat belajar bagaimana mengeksplorasi, mengemas dan mempresentasikan produk wisata unggulan desa wisatanya.

Program pendampingan ini merupakan tidak lanjut dari berbagai program pelatihan yang telah berjalan sejak 2021. Mulai dari pelatihan kompetensi, gerakan sadar wisata, maupun gerakan usaha kreatif. (MRI)