Intip Guncangan Pemilu 2024 Terhadap Industri Properti

Ilustrasi prospek industri properti di 2024. (Foto: Istimewa)
“Berdasarkan temuan kami, terlihat para pengusaha ritel cenderung ingin agar proyek-proyek mereka dapat diselesaikan sebelum pemilihan umum dan pergantian kepemimpinan. Hal ini agar keberlangsungan proyek bisa menjadi lebih pasti. Dari sudut pandang retailer, inisiatif ekspansi tetap tidak terpengaruh selama mereka menilai lokasi tersebut sesuai dan menjanjikan,” urai Ferry.
Lantas pada sektor hotel, sebagian besar pelaku bisnis hotel berharap bahwa pemilihan ini akan selesai dalam satu putaran, dengan demikian diharapkan pelaku industri hotel bisa lebih fokus pada pasar bisnis lain yang memberikan kontribusi pendapatan yang lebih signifikan. Hotel bisnis, terutama bintang empat dan lima di Jakarta, dinilai akan lebih selektif dalam mengakomodir kegiatan terkait acara politik selama pemilihan umum 2024.
Pada Hunian Ekspatriat, berkaca pada kondisi beberapa tahun terakhir, pasar hunian untuk ekspatriat umumnya tidak terpengaruh secara langsung dengan adanya pemilihan umum. Seperti halnya dengan pasar industrial dan ritel, kekhawatiran biasanya muncul karena adanya potensi regulasi dapat saja berubah saat pemerintahan bertransisi. Oleh karena itu, dampak pada pasar sewa hunian bagi pekerja asing mungkin dapat terasa setelah pemilihan umum selesai dan kebijakan baru diterapkan.
Terakhir di sektor apartemen, salah satu pasar besar di industri properti ini pada tahun 2024 masih menghadapi tekanan akibat beberapa faktor, termasuk faktor alamiah dari pemilihan umum menyebabkan ketidakpastian, sehingga membuat investor memilih untuk mengamati kondisi.
Kemudian, tingginya tingkat suku bunga yang berkelanjutan, memungkinkan kontribusi pada potensi kenaikan suku bunga hipotek. Ditambah lagi, penurunan jumlah investor yang memilih apartemen sebagai bentuk investasi dan preferensi masyarakat Indonesia yang lebih memilih rumah tapak daripada apartemen. (SAN)