Kondisi Properti Masih Wait and See

Mulai membaiknya situasi perekonomian nasional saat ini belum diikuti oleh sektor properti.
0
708
kondisi properti

Jakarta – Akselerasi pemulihan ekonomi di tanah air dan menunjukkan tren yang sangat positif sejak akhir Februari 2022. Namun, mulai membaiknya situasi perekonomian nasional saat ini belum diikuti oleh sektor properti. Hal ini terlihat dari penurunan permintaan dan suplai dari penyedia properti yang terlihat bersikap wait and see.

“Turunnya permintaan karena faktor musiman didukung data pencarian properti di Rumah.com. Minat konsumen menengah ke atas tetap meningkat di tengah turunnya indeks permintaan terhadap properti, terang Country Manager Rumah.com, Marine Novita, dalam keterangan resminya, Jumat, 3 Juni 2022.

Marine melanjutkan, pada kuartal pertama tahun ini, sebanyak 54 persen pencarian properti hunian di Rumah.com merupakan pencarian hunian kelas menengah atas dengan anggaran di atas Rp 1 miliar

Data Rumah.com Indonesia Property Market Index Q2 2022 menunjukkan bahwa indeks suplai properti nasional pada kuartal pertama 2022 turun sebesar 0.3 persen (quarter-on-quarter). Namun naik tipis sebesar 5 persen secara tahunan.

Dari sisi konsumen, permintaan untuk properti hunian pada kuartal pertama tahun ini juga turun sebesar 1,7 persen (quarter-on-quarter). Penyebab turunnya permintaan pada kuartal pertama tahun ini adalah turunnya permintaan dari sektor rumah tapak.

Kenaikan permintaan terhadap apartemen sendiri belum memengaruhi tren permintaan properti hunian secara keseluruhan karena 93 persen permintaan adalah permintaan terhadap rumah tapak.

Secara keseluruhan, tren penurunan suplai maupun tren penurunan permintaan mungkin dipengaruhi oleh fokus konsumen yang melakukan mudik pada libur panjang Hari Raya Idul Fitri 2022 dan menjadi fokus utama pengeluaran masyarakat. Sehingga penyedia suplai tampak mengantisipasinya dengan menurunkan suplai properti.

Marine menjelaskan bahwa fokus masyarakat tertuju pada perayaan Lebaran tahun ini, mulai dari mudik hingga belanja barang-barang konsumtif. Situasi ini menyebabkan aktivitas pencarian dan minat terhadap properti pun menjadi berkurang.

Harga Properti

Tren harga properti sepanjang Q1 lalu juga masih stagnan secara kuartalan. Tren harga yang stagnan berlanjut dengan turunnya suplai properti yang memperoleh pengaruh dari turunnya permintaan.

Data Rumah.com Indonesia Property Market Index Q2 2022 menunjukkan tren indeks harga properti masih stagnan. Ini terlihat dari kenaikan di bawah 1 persen secara kuartalan. Tren negatif juga berlanjut pada indeks suplai, yang turun sebesar 0,3 persen secara kuartalan. Tren permintaan juga mengalami penurunan yang mungkin mendapat pengaruh dari fokus konsumen pada Hari Raya Idul Fitri 2022,” jelas Marine.

Menurut data Rumah.com Indonesia Property Market Index Q2 2022, indeks harga properti nasional terlihat stagnan pada kuartal pertama 2022, dengan kenaikan hanya sebesar 0,4 persen (quarter-on-quarter). Namun secara tahunan, tren ini masih menunjukkan kenaikan sebesar 5 persen.

Tren indeks harga properti tertahan terutama karena stagnansi harga apartemen dengan indeks harga apartemen belum bergerak sejak Q1 2021. Sementara itu, harga rumah tapak menunjukkan kenaikan 1,2 persen (quarter-on-quarter) dan 6 persen (year-on-year). (SAN)