Perum Jasa Tirta I Kembangkan Potensi Energi Terbarukan

Perum Jasa Tirta (PJT) I berupaya mengembangkan potensi pembangkit energi baru terbarukan (EBT) pada sejumlah infrastruktur.
0
320

Jakarta – Perum Jasa Tirta (PJT) I berupaya mengembangkan potensi pembangkit energi baru terbarukan (EBT) pada sejumlah infrastruktur. Sebagaimana Rencana Kerja Pemerintah (RKP) Tahun 2022, porsi EBT mencapai 15,7 persen dari bauran energi nasional dan akan terus naik hingga 23 persen pada tahun 2024 mendatang. Untuk mencapai target bauran EBT, pemerintah membuat beberapa sasaran program. Antara lain berupa peningkatan pemenuhan kebutuhan energi melalui EBT dengan kapasitas (kumulatif) sebesar 13,9 giga watt.

Selain pembangkit listrik tenaga air (PLTA), PJT I juga mulai mengembangkan potensi PLTS (Pembangkit Listrik Tenaga Surya) dan PLTB (Pembangkit Listrik Tenaga Bayu) pada waduk dan bendungan yang dikelola perusahaan.

“Kami sudah menggandeng konsultan untuk meninjau lokasi mana yang sesuai, sejauh ini ada dua Wilayah Sungai yang sekiranya memenuhi kriteria yaitu di WS Brantas dan WS Bengawan Solo,” kata Direktur Utama PJT I, Raymond Valiant, dalam siaran persnya, akhir pekan lalu.

Raymond menuturkan, saat ini sedang dalam tahap studi awal untuk menetapkan lokasi-lokasi strategis dan berpotensi untuk pengembangan PLTB. Konsultan masih melakukan survei karena tidak hanya di bendungan namun juga ada di pintu air serta floodway. PJT I juga serius mengembangkan PLTS pada infrastruktur. Sebagai langkah percepatan, PJT I telah membuka peluang kerja sama dengan investor.

Minat Investor

Direktur Operasional PJT I, Milfan Rantawi menambahkan, hingga saat ini telah masuk beberapa surat minat kerja sama (Letter of Intent/LoI) dari sejumlah investor. “Ada beberapa investor asing yang sudah menyatakan minat. Terutama untuk potensi listrik yang sudah masuk dalam RUPTL seperti PLTS Kedungombo dan PLTS Sutami. Kami harus menangkap dan mendetailkan peluang ini” tutur Milfan.

Untuk mempercepat capaian target itu, PJT I sudah menggandeng salah satu investor Jepang yakni PT Marubeni Corporation. Diawali dengan penandatanganan kesepahaman bersama (MoU) pada 21 April 2022 lalu oleh Direktur Utama PJT I Raymond Valiant Ruritan dan Perwakilan Marubeni di Indonesia sekaligus Direktur Utama PT Matlamat Cakera Canggih, Mr. Shigeru Nagashima.

Raymond menyampaikan ini hanya langkah awal. Selanjutnya masih banyak hal yang harus dilaksanakan. Mulai dari perizinan, perolehan power purchase agreement (PPA) dari PLN, pengurusan rekomendasi teknis terkait keamanan bendungan dari Balai Bendungan, hingga proyek dapat terbangun dan beroperasi (COD).

Kendati demikian, Raymond berharap kegiatan ini menjadi langkah nyata bagi perusahaan dalam pengembangan energi terbarukan. “Harapannya kegiatan ini akan berefek positif dalam mendukung ketahanan energi dan meningkatkan performa bisnis perusahaan kedepannya.” ujarnya. (BRN)