Sektor Pariwisata Jadi Motor Ditengah Ketidakpastian Global

Sektor pariwisata ditargetkan menjadi mesin penggerak pertumbuhan ekonomi, mengurangi kemiskinan dan menciptakan lapangan kerja ditengah ketidakpastian global.
0
44
pertemuan sektor pariwisata

Jakarta – Sektor pariwisata ditargetkan menjadi mesin penggerak pertumbuhan ekonomi, mengurangi kemiskinan dan menciptakan lapangan kerja ditengah ketidakpastian global. Sektor ini dinilai potensial dengan kunjungan 13 juta wisatawan mancanegara, menyerap 25 juta tenaga kerja dan berkontribusi sebesar US$16,7 miliar terhadap devisa negara.

“Sudah saatnya kita mengadakan pertemuan tentang pariwisata yang dapat mengurangi dampak ketidakpastian global. Kita dapat dengan mudah mendapatkan informasi, melakukan perjalanan, dan merasakan kehidupan di berbagai belahan dunia. Hal ini akan membawa perubahan transformasional bagi perkembangan sektor pariwisata di dunia,” kata Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dalam The 37th Joint Meeting of the United Nations (UN) Tourism Commission for East Asia and the Pacific, and the UN Tourism Commission for South Asia di Jakarta, Selasa, 15 April 2025.

Menko Airlangga menyampaikan peran penting pariwisata semakin nyata ditengah gejolak akibat tarif baru Amerika Serikat yang berdampak besar pada arus perdagangan internasional, mengganggu rantai pasokan global, dan memengaruhi lintasan pertumbuhan global. Sebagian besar negara juga menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi global akibat ketidakpastian kebijakan tarif tersebut.

“Pemerintahan Presiden Prabowo Subianto melihat pariwisata sebagai salah satu pilar pertumbuhan ekonomi. Kami memiliki komitmen kuat mengembangkan pariwisata berkelanjutan dan pariwisata ramah lingkungan serta mendorong pariwisata berbasis masyarakat lokal melalui berbagai program seperti pariwisata berbasis desa dan mengubah destinasi dari strategi pariwisata massal menjadi jalur yang lebih berkelanjutan,” ungkap Menko Airlangga.

Airlangga mengatakan komitmen Indonesia untuk memperkuat kerja sama dengan berbagai negara. Dia menyampaikan meskipun setiap negara memiliki kepentingan nasional masing-masing, Indonesia meyakini kolaborasi konstruktif dan saling menguntungkan untuk memperkuat ketahanan bersama serta mendorong terciptanya kesejahteraan global. Dalam kesempatan tersebut Menko Airlangga juga mengajak seluruh delegasi untuk menikmati kekayaan kuliner Indonesia serta mengenal lebih dekat berbagai produk unggulan nasional.

“Pariwisata merupakan sektor yang tidak hanya memberikan manfaat ekonomi tetapi juga manfaat sosial dan budaya. Jadi, mari kita bekerja dan memanfaatkan forum ini untuk berkolaborasi. Mari kita bahas cara mempromosikan pariwisata yang dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi, inklusivitas, sekaligus melestarikan lingkungan. Indonesia selalu berkomitmen untuk mengejar prinsip keberlanjutan dan inklusivitas dalam mengembangkan sektor pariwisata,” ujar Airlangga.

Menteri Pariwisata Widiyanti Putri Wardhana mengajak delegasi memanfaatkan kesempatan ini untuk berkontribusi lebih dalam bagi masa depan sektor pariwisata, khususnya di wilayah Asia-Pasifik. “Partisipasi aktif para delegasi tentu akan memainkan peran penting dalam mendorong perubahan positif, tidak hanya untuk masing-masing negara tetapi juga untuk komunitas Asia-Pasifik yang lebih luas,” harap Widiyanti.

“Ini akan menjadi kesempatan yang tepat untuk berbagi best practice sebagai upaya memperluas pengetahuan dan pengalaman kolektif kita, terutama dalam memajukan ekonomi sirkular untuk pengembangan pariwisata yang berkualitas dan berkelanjutan,” imbuhnya.

Sektor Pariwisata Asia Pasifik

Sekretaris Jendral PBB, Zurab Pololikashvili, mengatakan Kawasan Asia Pasifik telah berhasil bangkit kembali semakin kuat dari dampak jangka panjang dari krisis terbesar dalam sejarah sektor pariwisata.

Kawasan Asia Pasifik sepanjang tahun 2024 menerima kunjungan sebanyak 316 juta wisatawan internasional. Jumlah ini meningkat 33 persen atau sebanyak 78 juta kedatangan wisatawan dibanding tahun 2023.

Pertumbuhan yang luar biasa ini menggarisbawahi momentum pemulihan yang besar. Karenanya selama dua hari ke depan, para anggota CAP-CSA akan memfokuskan pembahasan pada beberapa area prioritas dalam program kerja yaitu investasi pariwisata, investasi hijau, dan ekonomi sirkular. “Prioritas ini akan meletakkan dasar bagi sektor pariwisata yang lebih tangguh dan berkelanjutan,” kata Zurab.

Ketua Komisi Pariwisata PBB untuk Asia Timur dan Pasifik, Esperanza Christina Garcia, mengapresiasi Indonesia atas keramahtamahan yang sangat baik sebagai tuan rumah pertemuan pariwisata yang tidak hanya mencerminkan keunggulan organisasi Indonesia.

“Tetapi juga komitmen yang mendalam untuk membina persatuan, kolaborasi, dan pertumbuhan di kawasan kita. Semoga diskusi kita hari ini akan memberikan kontribusi besar bagi pengembangan cakrawala pariwisata,” kata Garcia. (BRN)