Lepas Status Ibu Kota Negara, Barat Jakarta Masih Prospektif

0
356

Jakarta – Tren pengembangan sisi barat dan timur Kota Jakarta tetap berlanjut kendati tak lagi menyandang status Ibu Kota Negara Republik Indonesia. Perbedaan karakteristik di kedua sisi kawasan itu juga akan terus menonjol seiring pengembangan properti yang sudah bergulir sejak era 1990-an silam.

“Ada perbedaan karakteristik yang saling melengkapi di antara kedua kawasan tersebut. Kawasan timur Jakarta menonjolkan value of economic seperti terlihat di kawasan Cikarang. Sedangkan sisi barat Jakarta memperlihatkan value of life karena kualitas udara dan air yang baik sehingga hunian berkembang lebih pesat di wilayah ini,” tutur Ketua Badan Kejuruan Teknik Kewilayahan dan Perkotaan Persatuan Insinyur Indonesia (BKTKP-PII) Soelaeman Soemawinata, dalam keterangan pers yang dikutip Selasa, 30 April 2024.

Tak dipungkiri, pembangunan sebagian besar kota-kota di dunia dilakukan oleh pihak swasta. Demikian pula di kawasan Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi (Bodetabek) mayoritas dikembangkan oleh swasta.

Merujuk data, pihak swasta telah mengembangkan lahan seluas hampir 50.000 hektare di Bodetabek dalam skala menengah dan besar. Pengembangan itu berhasil mengubah wajah kawasan-kawasan itu. Pengembangan kawasan skala besar bisa memberikan kontribusi terhadap pembangunan infrastruktur perkotaan. “Di Alam Sutera misalnya, dari exit toll hingga ke dalam kawasannya mendorong akses publik dan menggerakkan perekonomian,” ujar Eman, sapaan karib Ketua Umum Persatuan Perusahaan Realestat Indonesia (REI) periode 2016 – 2019.

Menurutnya, kawasan barat Jakarta tak lagi berperan sebatas kota penyangga karena sudah bisa mewujudkan regional economic growth. “Kawasan barat Jakarta kini menjadi barometer perkembangan properti karena memiliki infrastruktur kawasan yang bagus,” tandasnya.

New Territory

Chief Marketing Officer Elevee Condominium, Alvin Andronicus, mengutarakan, masyarakat berduyun-duyun tinggal di barat Jakarta yang telah menjelma menjadi new territory yang menjanjikan. Salah satu pemicu pesatnya pertumbuhan properti di barat Jakarta adalah konsep township development dengan pengembangan terencana dan matang.

“Faktor lain yang juga menjadi penentu sebuah pengembangan skala kota seperti Alam Sutera menjadi kawasan yang banyak peminat. Kawasan ini menjadi trend-setter karena faktor manajemen kota yang memberikan rasa aman dan nyaman bagi siapa saja yang ada di dalamnya. Masyarakat bisa merasakan value of life secara nyata,” jelas Alvin.

Alvin menegaskan, nilai sebuah tercipta dalam kurun waktu yang panjang. Alam Sutera butuh waktu hampir 30 tahun untuk membangun kawasan seluas 800 hektare tersebut. Saat ini jualannya terus berkembang, berawal dari konsep rumah tapak bergaya klaster dan kini mulai merambah ke properti superblok.

“Seperti Elevee Condominium yang tidak hanya berkonsep sebagai hunian vertikal saja tapi lengkap dengan beragam fasilitas untuk kebutuhan penghuninya. Termasuk forest park seluas 4 hektare,” paparnya.

Elevee Condomium berada dalam kawasan Escala seluas 19 hektare lengkap dengan area komersial. Menurut Alvin, dalam waktu dekat tower pertama Elevee Condominium akan segera melakukan penutupan atap atau topping off. (BRN)