Moncer, Penjualan Properti Residensial Meroket 31,16 Persen

Ilustrasi (Foto: Freepik)
Jakarta – Bank Indonesia merilis data penjualan properti residensial triwulan I 2024 meningkat signifikan sebesar 31,16% (yoy), lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya yang sebesar 3,37% (yoy). Peningkatan penjualan properti pada triwulan I 2024 terjadi pada seluruh tipe rumah.
“Peningkatan penjualan rumah tipe kecil, tipe menengah, dan tipe besar masing-masing sebesar 37,84% (yoy), 13,57% (yoy), dan 48,51% (yoy),” tulis Survei Harga Properti Residensial (SHPR) Bank Indonesia yang dikutip, Kamis, 16 Mei 2024.
Berdasarkan SHPR Bank Indonesia, faktor utama yang mendorong peningkatan penjualan adalah pembukaan proyek baru yang berhasil menarik minat konsumen. Namun demikian, masih terdapat sejumlah faktor yang menghambat pengembangan maupun penjualan properti residensial primer.
Faktor penghambat pengembangan maupun penjualan properti residensial, antara lain kenaikan harga bangunan (37,55%), masalah perizinan (23,70%), suku bunga KPR (21,43%) dan proporsi uang muka yang tinggi dalam pengajuan KPR (17,31%).
Peningkatan penjualan rumah primer secara tahunan didorong oleh menguatnya penjualan rumah selama triwulan I 2024. Penjualan rumah primer pada triwulan I 2024 secara triwulanan meningkat sebesar 12,89% (qtq). Angka ini lebih tinggi dari pertumbuhan triwulan sebelumnya (2,12%, qtq). Peningkatan jumlah rumah terjual secara triwulanan ditopang oleh peningkatan penjualan seluruh tipe rumah, baik rumah tipe kecil (15,29%, qtq), tipe menengah (12,21%, qtq), maupun tipe besar (5,14%, qtq).
Pembiayaan Properti Residensial
SHPR Bank Indonesia juga merilis data Pembiayaan Properti Residensial Pada triwulan I 2024. Sumber pembiayaan utama pengembang dalam pembangunan properti residensial terutama berasal dari dana internal perusahaan dengan pangsa sebesar 72,93%.
Kemudian, sumber pembiayaan lainnya yang menjadi preferensi pengembang untuk pembangunan rumah primera adalah dari pinjaman perbankan (16,34%) dan pembayaran dari konsumen (6,77%). Sementara dari sisi konsumen, skema pembayaran utama dalam pembelian rumah primer adalah Kredit Pemilikan Rumah (KPR), dengan pangsa sebesar 76,25%, diikuti oleh pembayaran tunai bertahap (16,59%) dan tunai (7,17%). Kondisi ini menyebakan KPR menjadi skema utama (76,25%) dalam pembiayaan pembelian rumah primer.
Adapun pada triwulan I 2024 total nilai kredit KPR dan Kredit Pemilikan Apartemen (KPA) secara tahunan tumbuh sebesar 6,83% (yoy), melambat dibandingkan triwulan sebelumnya yang sebesar 12,17% (yoy). Realisasi KPR dan KPA pada triwulan I 2024 yang melambat secara tahunan disebabkan oleh penurunan penyaluran KPR dan KPA pada tiga bulan terakhir (-3,16%, qtq). (SAN)