Penerbangan Internasional Kembali Dibuka, Perhotelan Bali Bakal Menggeliat

Sektor perhotelan Bali diprediksi bakal menggeliat pasca kebijakan pembukaan penerbangan Internasional menuju Pulau Dewata.
0
420
Ilustrasi Perhotelan Bali

Jakarta – Sektor perhotelan Bali diprediksi bakal menggeliat pasca kebijakan pembukaan penerbangan Internasional menuju Pulau Dewata. Berdasarkan Market Insights dari firma manajemen investasi Colliers, kebijakan tersebut akan mempengaruhi performa dan tingkat hunian di Bali.

“Peraturan yang terus berubah sesuai keadaan menjadi salah satu aspek yang sering menjadi pertimbangan wisatawan. Namun, dibalik tantangan tersebut, ada peluang yang terlihat cukup positif,” ucap Head of Hospitality Services Colliers Indonesia, Satria Wei dalam keterangan resmi yang diterima industriproperti.com, Kamis, 24 Maret 2022.

Satria menjelaskan, pembukaan penerbangan internasional terjadi per tanggal 4 Februari 2022. Lalu, beberapa rute penerbangan langsung ke Bali telah beroperasi seperti semula. Sejalan dengan terbukanya kembali pariwisata Indonesia untuk wisatawan asing, pemerintah Indonesia juga telah memperbarui pedoman pelaksanaan perjalanan internasional. Terutama, menggunakan transportasi udara ketika memasuki Bali, seperti, sertifikat vaksinasi lengkap, kebijakan relaksasi karantina, dan aturan visa on arrival.

“Berdasarkan pantauan yang ada, sebagian besar wisatawan asing yang datang ke Indonesia dalam beberapa bulan terakhir masih didominasi oleh para pebisnis. Dan mereka yang memiliki kepentingan bisnis atau pekerjaan di Jakarta. Sementara untuk wisatawan yang merencanakan liburan atau benar-benar akan bepergian, jumlahnya lebih rendah,” jelas Satria.

Berdasarkan penelitian Colliers Indonesia, rata-rata tingkat hunian hotel di Bali di akhir tahun 2021 sudah mencapai sekitar 40 persen. Sementara Jakarta mencapai sekitar 70 persen.

Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) memproyeksikan bahwa dengan meningkatnya permintaan dan pelonggaran kebijakan karantina di Bali. Tingkat hunian hotel dapat tumbuh sebesar 10 persen – 20 persen, terutama karena kedatangan wisatawan asing pada akhir tahun 2022.

Sinyal Positif

Pergerakan positif terlihat dari minat wisatawan asing, seperti dari Eropa dan Australia, yang antusiasnya tinggi untuk kembali berkunjung ke Bali. Ini terbukti dari permintaan yang masuk untuk bulan Agustus, September dan bulan-bulan berikutnya.

Sinyal positif juga terlihat dari kinerja hotel yang sebelumnya hanya memiliki tingkat okupansi 5 persen, namun kini mulai tumbuh dengan permintaan kamar yang meningkat. Optimisme seperti itu merupakan sinyal yang baik bagi sektor perhotelan di Bali untuk mulai mempersiapkan dan membenahi diri untuk menyongsong okupansi yang meningkat. (SAN)