Ekspor Industri Furnitur Tahun 2024 Diproyeksi Tembus USD5 Miliar

Himpunan Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia (HIMKI) mematok target ekspor produk furnitur sebesar USD 5 miliar pada tahun 2024. 
0
967
produk furnitur

Jakarta – Kementerian Perindustrian mendorong produsen furnitur dalam negeri untuk menaikkan kinerja serta daya saingnya. Himpunan Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia (HIMKI) mematok target ekspor produk furnitur sebesar USD 5 miliar pada tahun 2024. 

“Para pelaku industri yang terhimpun dalam HIMKI menargetkan ekspor sebesar USD 5 miliar. Untuk memenuhi target tersebut, pemerintah memberikan dukungan serius pada industri furnitur,” kata Direktur Jenderal Industri Agro Kemenperin Putu Juli Ardika, dalam siaran persnya yang dikutip Rabu, 16 November 2022.

Sepanjang tahun 2020 ekspor furnitur tercatat sebesar USD 1,9 miliar. Angkanya naik 33 persen pada tahun 2021 menjadi USD 2,5 miliar. Dalam periode Januari – September 2022, volume ekspor mencapai USD 1,9 miliar atau lebih tinggi dari periode yang sama tahun 2021 senilai USD 1,8 miliar.

Pada triwulan III tahun 2022, kontribusi sektor industri agro terhadap industri pengolahan non migas mencapai 50,5 persen. Nominal itu termasuk industri furnitur dengan kontribusi sebesar 1,3 persen, serta industri kayu, barang dari kayu, dan rotan sebesar 2,4 persen.

Meski demikian, industri furnitur tak luput dari beragam isu dan tantangan, di antaranya pandemi Covid-19 yang berimbas pada pengiriman ekspor furnitur. Selain itu, meningkatnya inflasi di negara tujuan ekspor yang mengakibatkan pembatalan dan penundaan order, terutama dari negara-negara Eropa dan Amerika Serikat. Padahal, Amerika Serikat merupakan negara utama tujuan ekspor produk funitur dengan kontribusi ekspor lebih dari 50 persen. Sedangkan ekspor tujuan ke negara-negara Eropa secara total berkontribusi sekurang-kurangnya 19 persen dari total ekspor produk furnitur.

“Pemerintah tidak tinggal diam menghadapi tantangan industri furnitur. Kemenperin melakukan sejumlah terobosan. Misalnya, upaya peningkatan market intellegence dan promosi produk ke pasar-pasar non-tradisional, misalnya India dan Timur Tengah,” ujar Putu Juli Ardika.

Guna meningkatkan kinerja industri furnitur nasional, Kemenperin mendorong peningkatan penyerapan di pasar domestik. Salah satunya melalui intensifikasi upaya Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri (P3DN).

Kemenperin menyiapkan program sertifikasi Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) gratis untuk 1.250 produk pada tahun 2022. Sedangkan pada tahun 2023, Kemenperin memperjuangkan penambahan anggaran agar jumlah sertifikat TKDN gratis bertambah menjadi 10 ribu produk. “Langkah tesebut diharapkan menjadi momentum bagi industri furnitur untuk meningkatkan kinerja dan penyerapan produknya di dalam negeri,” jelas Putu.

Rantai Pasok

Putu menyampaikan, dalam upaya meningkatkan kinerja industri furnitur, Kemenperin juga terus berbenah pada perbaikan rantai pasok, substitusi impor, serta program-program peningkatan kapasitas. “Semua upaya kami intensifkan sebagai wujud keberpihakan pemerintah. Hal ini agar industri dalam negeri dapat berdaulat, maju, dan berdaya saing,” imbuhnya.

Ketua Presidium HIMKI Abdul Sobur menyampaikan, dukungan dari pemerintah memicu optimisme para pelaku industri furnitur nasional. Dia berharap dukungan itu dapat meningkatkan kinerja produsen furnitur serta  menangkap berbagai peluang pasar.

“Kami melihat peluang pasar global yang semakin terbuka dan terus bertumbuh karena maraknya pembangunan hotel, area komersial dan perkantoran baru. Peluang juga berasal dari perkembangan smart city, termasuk pembangunan realestat sehingga menciptakan permintaan produk mebel dan kerajinan yang cukup besar,” ucap Abdul Sobur. (BRN)