Maroko Jajaki Peluang Kerja Sama Ekraf

Menparekraf Sandiaga Salahuddin Uno dan Dubes Maroko Ouadiâ Benabdellah menjajaki peluang kerja sama sektor industri ekonomi kreatif.
0
522

Jakarta – Pemerintah Indonesia dan Maroko menjajaki peluang kerja sama sektor industri ekonomi kreatif (ekraf). Dalam pertemuan dengan Duta Besar Maroko untuk Indonesia, Ouadiâ Benabdellah, Menparekraf Sandiaga Salahuddin Uno juga membahas peluang kerja sama penyelenggaraan event internasional.

Menparekraf berharap kerja sama ini nantinya akan mempererat hubungan bilateral kedua negara, khususnya di sektor pariwisata dan ekraf. “Mudah-mudahan kita bisa bekerja sama dan saling berkolaborasi dalam mengembangkan pariwisata dan ekonomi kreatif di kedua negara. Sebab belum ada MoU dan kesepakatan kerja sama di bidang ekonomi kreatif antara Indonesia dan Maroko. Kerja sama ini sekaligus dapat membantu mempromosikan dan menghadirkan pariwisata yang berkualitas dan berkelanjutan,” ujar Sandiaga, dalam keterangan persnya, Sabtu, 27 November 2021.

Maroko merupakan salah satu negara yang memberikan kontribusi pariwisata terbesar untuk Indonesia. Tercatat, kunjungan wisatawan Maroko ke Indonesia pada tahun 2017 mencapai 11 ribu.

Ouadiâ Benabdellah, menyampaikan wisatawan Maroko memiliki kesamaan dengan wisatawan Indonesia, yakni cenderung stay cukup lama dan membeli produk ekonomi kreatif.

Duta Besar Maroko untuk Indonesia Ouadiâ Benabdellah (Foto: Kemenparekraf)

“Wisatawan dari kedua negara punya kesamaan saat berwisata. Mereka datang stay cukup lama, lalu sama-sama senang membeli produk kerajinan tangan khas di negara tersebut. Pulangnya menenteng banyak koper yang isinya dibagi-bagikan ke kerabatnya,” ujar Ouadiâ.

Lebih lanjut, Ouadiâ menyampaikan, kesenian sahrawi dari negaranya hadir dalam pembukaan Pameran Internasional Kerajinan Kreatif 2019. Ia berharap bisa terlibat kembali dalam perhelatan event internasional Kemenparekraf.

Ouadiâ juga berharap bisa menampilkan event internasional dari negerinya seperti Festival Rabat yang bekerja sama dengan Indonesia. “Kami juga memiliki Festival Rabat. Event ini nomor dua terbesar di dunia. Ada satu juta pengunjung yang datang dan event ini juga masuk ke UNESCO. Semoga kita bisa bekerja sama pada event ini,” ujarnya. (BRN)