
Rumah subsidi di Provinsi Papua (Foto: Istimewa)
Jayapura – Pengembangan rumah subsidi di Provinsi Papua sepanjang empat tahun terakhir terkendala sejumlah persoalan. Habisnya kuota KPR FLPP, bencana banjir bandang disertai longsor di Danau Sentani serta konflik horisontal menjadi pemicu rontoknya suplai rumah bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) di Bumi Cendrawasih.
Pasokan terbesar sempat menembus angka tertingginya 5.183 unit rumah pada tahun 2017. Hal itu seiring upaya Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menggandeng Bank Papua untuk mendukung pembiayaan rumah bersubsidi. Kini, realisasinya tidak sampai menyentuh level 2.000 unit rumah per tahun.
“Realisasi terendah pada tahun 2019 yaitu 1.719 unit karena adanya sejumlah peristiwa. Terparah ketika terjadi bencana banjir bandang Sentani. Sebanyak 68 persen perumahan anggota kami terkena banjir, bahkan sampai menelan korban jiwa,” kenang Ketua Persatuan Perusahaan Realestat Indonesia (REI) Papua Nelly Suryani, saat Pembukaan Musyawarah Daerah (Musda) VIII REI Papua, di Kota Jayapura, Senin, 27 Juni 2022.
Insiden rasisme yang berawal di Surabaya dan memantik kerusuhan horisontal di hampir seluruh wilayah Papua ikut merontokkan kinerja pengembang kala itu. “Tidak hanya itu, habisnya kuota KPR FLPP pada bulan Agustus 2019 juga menyulitkan pengembangan hunian subsidi,” tutur Maria, sapaan karib Ketua REI Papua yang baru saja demisioner.
Capaian pembangunan rumah subsidi di Papua tertinggi pada tahun 2017 yakni sebanyak 5.183 unit. Tahun selanjutnya, jumlahnya melandai menjadi 4.363 unit. Berikutnya, tahun 2019 sebesar 1.719 unit, 1.883 unit di tahun 2020 dan 1.783 sepanjang tahun 2021.
“Adanya pembatasan pergerakan masyarakat akibat permasalahan kesehatan global menekan penjualan rumah,” pungkasnya.
KPR BRI Tertinggi
Maria menjelaskan, penyaluran kredit pemilikan rumah skema Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (KPR FLPP) serta subsidi selisih bunga (SSB) dari PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk menjadi yang tertinggi di Provinsi Papua sejak tiga tahun terakhir. Tercatat BRI menyalurkan KPR FLPP BRI di tahun 2020 sebanyak 790 unit rumah. Posisi kedua adalah PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk yakni sebesar 526 unit, dan Bank Papua sebanyak 372 unit. Sedangkan porsi KPR dari PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk berada di urutan terakhir yakni sebesar 195 unit.
“KPR FLPP dari BRI menjadi juara sepanjang tiga tahun terakhir. Pada tahun 2021, BRI menyalurkan sebanyak 833 unit KPR FLPP dan 598 unit di tahun 2022 (per Mei 2022),” tutur Maria. (BRN)