Jokowi: Terlambat Bangun Transportasi Publik Picu Kemacetan

Presiden RI Jokowi menyatakan keterlambatan pengembangan transportasi publik telah memicu kemacetan di hampir semua kota besar di Indonesia.
0
533

Jakarta – Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) menyatakan keterlambatan pengembangan transportasi publik telah memicu kemacetan di hampir semua kota besar di Indonesia. Pasalnya, minimnya infrastruktur transportasi massal membuat masyarakat memilih menggunakan kendaraan pribadi.

“Seperti yang sekarang kita lihat karena keterlambatan membangun transportasi massal, baik untuk penumpang maupun untuk barang. Akibatnya, semua berbondong-bondong menggunakan kendaraan pribadi akhirnya macet di semua kota sekarang ini. Tidak hanya di Jakarta. Sekarang di Bandung, Medan, Surabaya, Semarang dan Makassar, sudah macet semuanya. Itu akibat kita terlambat membangun transportasi publik,” tegas Presiden RI Joko Widodo (Jokowi), saat meresmikan pengoperasian jalur kereta api (KA) Makassar-Parepare Antar Maros-Barru, di Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan, Rabu, 29 Maret 2023.

Pada kesempatan tersebut Presiden juga meresmikan Depo Kereta Api Maros. “Dengan mengucap bismillahirrahmanirrahim, pada siang hari ini saya resmikan pengoperasian jalur kereta api Makassar-Parepare Antar Maros-Barru dan Depo Kereta Api Maros,” kata Presiden.

Kepala Negara mendorong dan mengapresiasi pembangunan jalur KA Makassar-Parepare yang merupakan bagian dari pembangunan KA Trans Sulawesi. Presiden berharap proyek KA Trans Sulawesi akan menyambungkan wilayah-wilayah yang ada di pulau tersebut.

“Saya sangat senang dan menghargai apa yang sudah kita mulai ini. Pembangunan jalur kereta api Trans Sulawesi, yang nantinya akan sambung menyambung dari Makassar sampai ke Sulawesi Utara,” ucapnya.

Presiden berharap jalur kereta api ini tidak hanya menjadi pilihan transportasi bagi masyarakat. Menurut Jokowi, ketersediaan transportasi publik dapat menekan biaya logistik yang sekaligus dapat meningkatkan daya saing Sulawesi Selatan dan juga Indonesia.

“Ini kalau nanti betul-betul keretanya sudah banyak, ada untuk penumpang, ada untuk wisata, ada untuk barang. Hal ini akan memberikan daya saing, competitiveness negara kita akan semakin baik karena barang diangkut dengan alat transportasi yang murah,” tandasnya. (BRN)