Menko Perekonomian Promosi Investasi di Ajang WEF

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengajak peserta World Economic Forum (WEF) di Davos, berinvestasi di Indonesia. 
0
648

Jakarta – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengajak peserta World Economic Forum (WEF) di Davos, Swiss, untuk berinvestasi di Indonesia.

“Indonesia adalah salah satu negara dengan ekonomi terbesar di dunia. Saat ini adalah momen emas untuk berinvestasi di Indonesia,” kata Menko Airlangga dalam pertemuan pers terkait Indonesia Economic Outlook 2022 dan Presidensi G20 Indonesia, di Davos, Senin, 23 Mei 2022.

Pertumbuhan ekonomi nasional yang menguat menjadi salah satu peluang dalam upaya untuk menarik investor. Ekonomi Indonesia tumbuh 5,01 persen (year on year/yoy) pada kuartal pertama tahun 2022 dan tercapai seiring dengan laju inflasi yang terkendali.

Dalam serangkaian agenda WEF di Davos, Swiss, pada 22 hingga 26 Mei 2022, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto hadir langsung untuk menyampaikan perbaikan kondisi ekonomi Indonesia. Airlangga juga menyampaikan bahwa Indonesia tengah gencar melakukan transformasi di berbagai sektor.

“Kondisi kesehatan masyarakat di Indonesia juga telah membaik. Atas arahan Presiden Joko Widodo, masyarakat sudah bisa mulai melepaskan masker di ruangan terbuka yang tidak dalam keramaian. Ini merupakan salah satu langkah awal transisi dari pandemi ke endemi,” lanjut Menko Airlangga.

Dalam Forum WEF ini, Menko Airlangga juga menjelaskan bahwa Presiden Joko Widodo menjadi Champion Global Crisis Response Group (GCRG) yang berfokus pada isu pangan, energi, dan keuangan. Dengan begitu, Indonesia juga turut berperan penting dalam mengatasi tantangan besar yang saling terkait dalam ketahanan pangan, energi, dan keuangan global akibat konflik Rusia-Ukraina.

Pada kesempatan tersebut, Menko Airlangga juga menyampaikan terkait Presidensi G20 Indonesia yang mengusung tiga agenda utama yakni arsitektur kesehatan global, transformasi ekonomi berbasis digital, dan transisi energi.

“Dalam arsitektur kesehatan global, Indonesia mengusulkan untuk menciptakan mekanisme pembiayaan yang bisa mendukung tersedianya vaksin untuk negara-negara yang membutuhkan,” jelas Menko Airlangga.

Ekonomi Digital

Terkait transformasi ekonomi berbasis digital, Menko Airlangga menyampaikan bahwa digitaliasasi di Indonesia telah meningkat tajam selama pandemi. Peningkatan ini juga menjadi pendorong pemulihan ekonomi Indonesia di masa pandemi. Perkembangan ekonomi digital di Indonesia pada tahun 2021 dapat terlihat dari transaksi komersial yang mencapai lebih dari US$27 miliar dan dengan lebih dari 2.300 start-up. Hal itu menempatkan Indonesia sebagai negara ke-5 di dunia dengan jumlah start-up terbanyak.

Selain itu, Indonesia memiliki 370 juta pengguna koneksi seluler dan 204 juta pengguna internet atu setara 74 dari total populasi. Nilai transaksi uang elektronik juga tercatat  telah melebihi US$ 2,4 miliar per Desember 2021. Tingkat inklusi keuangan di 2019 mencapai sebesar 76,19 persen dan akan mencapai 90 persen pada 2025. Berikutnya, terdapat 785 juta bisnis fintech (financial technology) pada 2021.

Mengenai transisi energi, Menko Airlangga menyampaikan bahwa Indonesia berkomitmen dalam bertransisi menggunakan Energi Baru Terbarukan (EBT). Saat ini Indonesia sedang mengembangkan prototipe pajak karbon untuk pembangkit listrik tenaga batu bara, dan juga melakukan retirement pembangkit listrik tenaga batu bara untuk menggantinya dengan EBT yang mempunyai model pembiayaan yang terjangkau dan berkelanjutan.

“Salah satu yang menjadi penting dalam transisi energi adalah tentang bagaimana menyiapkan pendanaannya melalui mekanisme blended finance dan mengembangkan protokol obligasi transisi sebagai peluang untuk memberikan pembiayaan kepada perusahaan yang memiliki target transisi ke industri hijau di masa depan. Kita tidak bisa melakukan transformasi tanpa pembiayaan yang memadai,” pungkas Menko Airlangga. (BRN)