Penting bagi Pemulihan Ekonomi, Pemerintah Dukung Sektor Properti

Ilustrasi Pembangunan Rumah (Foto: Istimewa)
Jakarta – Sektor konstruksi dan properti adalah sektor yang memiliki dampak angka pengganda atau multiplier effect yang paling tinggi. Oleh karena itu, sektor tersebut memiliki peran penting dalam upaya pemulihan ekonomi nasional.
“Kalau kita memasuki ke konteks pemulihan ekonomi kami menganggap bahwa sektor properti dan sektor konstruksi adalah salah satu sektor yang penting untuk kita dorong agar bisa mendorong pemulihan lebih cepat, meminta barang-barang input produksi yang lebih banyak, dan menciptakan serapan tenaga kerja yang lebih banyak. Karena itu dalam pembicaraan Pemerintah di tahun 2020/2021 beberapa hal dipikirkan untuk memberikan insentif,” terang Wakil Menteri Keuangan (Wamenkeu) Suahasil Nazara dalam keterangan resmi, Kamis 17 Februari 2022.
Suahasil menjelaskan, insentif untuk sektor properti tidak saja pemerintah gelontorkan pada dua tahun terakhir. Namun juga diberikan pada tahun-tahun sebelumnya.
“Insentif pajak yang diberikan kepada sektor konstruksi dan real estat didalam laporan-laporan belanja perpajakan tersebut akan kita lihat. Sedikitnya pada tahun 2019 sektor konstruksi dan real estat itu menerima tidak kurang dari sekitar Rp10 triliun insentif pajak,” ujar Suahasil.
Salah satu bentuk insetifnya adalah dalam bentuk pembebasan PPN. Selain itu ada insentif berupa pengurangan PPh khususnya untuk pembangunan konstruksi, real estat, rumah sederhana, rumah sangat sederhana, dan rumah susun sederhana.
Insentif pajak properti yang tercatat dalam belanja perpajakan pemerintah ini telah terjadi sejak tahun 2016. Angka insentif perpajakan ini terus meningkat hingga tahun 2019. Namun demikian, angka pemanfaatan insentif perpajakan ini tercatat turun pada tahun 2020. Penyebabnya adalah berkurangnya pembelian dan pembangunan properti dalam dua tahun terakhir.
“Ketika kita memasuki tahun 2020, kita menyadari bahwa salah satu cara pemulihan adalah dengan mendorong sektor konstruksi. Maka pada tahun 2020 kita memberikan insentif-intensif tambahan berupa PPN DTP untuk penyerahan rumah tapak dan satuan rumah susun. Ini tambahan dari apa yang sudah ada,” terang Suahasil.
Pertumbuhan Kredit
Lebih lanjut, Wamenkeu berharap bahwa bukan saja pembangunan rumah dan properti yang meningkat. Namun, juga bisa berimbas kepada jumlah pembiayaan perbankan yang meningkat. Selain pertumbuhan ekonomi, pemerintah juga memberikan perhatian pada pertumbuhan kredit perbankan.
Data pertumbuhan kredit pada akhir tahun 2021 ada di sekitar 5,2 persen. Harapannya adalah akan timbul kombinasi yang baik dengan sektor properti menerima insentif pajak. Selain itu, sektor perbankan bisa meningkatkan kredit perbankan untuk sektor riil terutama termasuk sektor konstruksi dan sektor properti.
“Inilah yang akan menjadi basis dari pemulihan ekonomi kita. Pemulihan ekonomi kita yang didorong oleh salah satunya melalui sektor properti dengan pembangunan rumah. Pemerintahnya memberikan tambahan insentif pajak seperti yang tadi telah saya sampaikan. Lalu kemudian perbankannya yang memberikan pembiayaan karena melihat demand untuk sektor properti sudah mulai muncul,” pungkas Suahasil. (SAN)